Mengumpulkan Receh Dalam Botol Bekas

Receh Dalam Botol
Beberapa hari lalu waktu blusukan ke blog teman-teman, aku menemukan beberapa posting menarik tentang receh dan buku. Salah satunya post milik +Asma Karimah, Receh Untuk Buku 2014. Menurut Asma, ini adalah proyek tahunan pribadi, mengumpulkan receh untuk membeli buku pribadi yang digawangi oleh Maya Florida. Karena penasaran aku cari-cari blog milik Maya Florida Yasmin itu, floriayasmin.blogspot.com. Ternyata proyek ini sudah ada sejak tahun lalu, dengan judul Receh For Books yang tahun 2014 ini berganti nama menjadi Receh Untuk Buku. Setelah diingat-ingat lagi, bukankah aku punya proyek yang sedikit mirip sejak pertengahan tahun 2011 lalu?


Pada pertengahan tahun 2011, aku tertarik untuk mengumpulkan uang logam kuningan lama dan uang logam lama yang sudah jarang bahkan tak beredar lagi. Seperti uang logam kuningan pecahan Rp 100,- (karapan sapi), pecahan Rp 50,- (komodo), pecahan Rp 500,- (tahun 1992, Bunga Melati Besar), dan uang logam Rp 100,- bergambarkan rumah padang serta pecahan Rp 1000,- bergambarkan kelapa sawit. Awalnya semua koleksi itu aku letakkan didalam kaleng bekas biskuit, tapi setelah dipikir-pikir bentuknya kurang eksotis dan kurang sedap dipandang mata. Lalu aku terpikirkan untuk menggunakan botol bekas minuman bersoda 1,5 liter sebagai tempat uang-uang receh itu. Setelah beberapa bulan mencoba, ternyata susah juga mengumpulkan uang receh jenis itu, kali ini aku lebih bernafsu untuk memenuhi botol itu saja, tanpa memikirkan jenis uang logam yang akan dimasukkan.

Tak ada motivasi nanti hasilnya untuk dijadikan apa, aku jadi malas-malasan mengumpulkan uang receh tersebut. Tapi masih rajin saja mengumpulkan uang logam kuningan. Tapi dipertengahan 2012, musibah menghadiriku. Ada yang mencuri isi botol simpananku itu (ceritanya: Semua Atas Pentunjuk Allah). Sebenarnya bukan salah si pencuri, tapi salahku juga sih yang menaruh botol tersebut sembarangan dirumah kontrakan yang dihuni banyak orang itu. Lagi pula, sangat mudah mengambil uang receh tersebut melalui celah tempat memasukkan uang dengan bantuan jari yang dimasukkan lewat tempat tutup botol. Sebenarnya andai saja tutup botol ku lem dengan kuat, pasti nggak akan pernah kejadian kecurian seperti itu. Sengaja nggak aku lem agar kalau ada perlu dengan uang receh bisa langsung diambil. Awal aku curiga bahwa ada uang yang hilang karena berat botol yang jauh berkurang, dan setelah aku bongkar isinya, uang pecahan Rp 1000,- bergambar kelapa sawit dan Angklung hilang semua, tinggal pecahan Rp 100,- dan Rp 500,- yang aku yakin juga pasti banyak yang hilang. Sejak saat itu, botol keramat itu tak pernah kuisi lagi dan kusemayamkan didalam lemari dan sisa yang yang ada aku masukkan kembali, sebagai pengingat betapa cerobohnya aku.

Kelemahan Botol
Pertengahan 2013 setelah skripsiku rampung, aku membongkar isi lemari yang terisi terlalu banyak buku dan kertas. Aku pun menemukan botol yang terlupakan. Semangatku untuk mengumpulkan receh kembali bangkit. Tujuannya untuk apa? Entah lah, aku selalu tak memiliki tujuan untuk hal yang satu ini. Yang jelas, saat menemukan uang receh didompet dan memasukkannya dalam botol itu seperti habis lari keliling Jember, lalu diberi air minum oleh Lindswell Kwok. Sayangnya beberapa waktu lalu botol itu robek pada lubang tempat memasukkan uang. Terinjak. Waktu itu sedang terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Suasana yang gelap dan kamarku yang berantakan, aku lupa bahwa botol keramatku itu ada dilantai dan dalam keadaan terguling. Terinjak dan robek. Akupun kembali malas untuk mengumpulkan uang receh lagi.

Setelah membaca posting Asma, aku semangatku kembali muncul. Kali ini aku memperbarui botol penyimpanan dengan botol yang lebih baik, dan lebih besar. Botol minuman bersoda 3,1 liter (yang salah satu iklannya mengajak kita terbang ke Afrika untuk bertemu jerapah). Tujuannya untuk membeli buku di tahun 2014 ini juga? Kali ini masih nggak bertujuan. Tak akan penuh botol 3,1 liter itu dalam setehun. Masih seperti yang lalu-lalu saja, buat hiasan dan kalau ada butuh beberapa uang receh tinggal ambil. Sebenarnya pengen menggunakan fish bowl, tapi harganya yang lumayan, mudah pecah, dan terlalu memakan tempat, membuatku berpikir ulang untuk membelinya. Sedangkan botol 3,1 liter itu tak perlu repot membeli, karena sudah ada. Sebagai permulaan uang receh yang ada dibotol lama dipindahkan ke botol baru. Sebelum dimasukkan, kita hitung dulu yuk berapa hasilnya.

Pecahan Jenis Gambar Jumlah
Rp 50,- Kuningan Komodo 1
Rp 50,- Aluminium Kepodang 3
Rp 100,- Logam Rumah padang 2
Rp 100,- Kuningan Karapan sapi 23
Rp 100,- Aluminium Kakaktua Raja 43
Rp 500,- Kuningan Melati besar 17
Rp 500,- Kuningan Melati kecil 36
Rp 500,- Aluminium Melati kecil 7
Rp 1000,- Kuningan+Logam Kelapa sawit 8
Rp 1000,- Logam Angklung 16
Jumlah Rp 61.000,-

Totalnya ada Rp 61.000,-. Banyak juga padahal seperdelapan isi botol 1,5 liter saja belum terpenuhi. Jadi kepikiran kalau yang 3,1 liter penuh bakal terkumpul dana berapa? Bisa buat beli rumah apa nggak ya? Hehehehe... Kalau ada banyak kan lumayan juga bisa buat pajangan dirumah, indah menurutku, cara membuatnya juga gampang. Tinggal memberi lubang 3cm pada botol dengan menggunakan solder, atau cutter. Kalau mau dihias juga bisa, tapi aku lebih suka polos seperti itu, selain tak pintar dalam hias menghias, juga menurutku lebih bagus terlihat uangnya. Bisa buat menabung, tambah irit, tambah buat hiasan juga bukan? Eh bisa juga buat anti maling loh. Nggak percaya? Coba taruh botol berisi uang didepan pintu rumah, waktu malam hari pintu rumah tak usah ditutup. Lalu tunggu apakah ada maling berani masuk. Ditunggu jangan sampai ketiduran yah :D (just kidding, don't try that at home).

Mengumpulkan Receh Dalam Botol Bekas
Receh Dalam Botol Bekas




39 komentar untuk "Mengumpulkan Receh Dalam Botol Bekas"

  1. Jadi dulu ada yang ambil uangnya tapi yang diambil pecahan seribuan sama lima ratusannya? Duh kok malingnya sempet-sempetnya milih ya..
    Ngomong-ngomong ini ada GA apaan, Mas? Huehehe jadi kepo. Sukses ya GAnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya sempet lah, lha wong tak tinggal keluar kota seminggu dikontrakan. Mau nuduh siapa juga nggak tau, soalnya isi kontrakannya orang banyak, terus orang luar juga bebas keluar masuk.

      Hapus
  2. Kalo saya biasanya dibuat untuk jaga-jaga pas pulang mudik mas, biasanya kan banyak tu temen-temen kita yang ada dijalan raya yang menjual suaranya mas. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu, kalau mau keluar kota naik bus atau kereta pasti congkel-congkel isi itu botol deh.

      Hapus
  3. saya udah jarang nabung uang receh mas, hehe :D

    tapi ada juga saya, pake kaleng permen fox dibuat celengan :D

    semoga sukses ngontesnya ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya dulu pake kaleng biskuit mas, tapi karena dirasa nilai estetikanya kurang jadi ya pakai botol...

      Hapus
  4. Saya juga nabung mas, tapi uang receh dan kertas, ntar dah saya tulis kayak beginian juga.. :)

    Salam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Punya uang kretas Rp 100,- yang pinisili gak mas? Pengen punya itu aja.

      Hapus
  5. wah,iya juga ya pake botol bekas hehehe..ide bagus ^^
    salam kenal

    BalasHapus
  6. wah semangat banget ngumpulinnya semoga i juga bisa melakukan hal yang sama :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau uang lama sih semangat, kalau uang baru sih... buat jajan aja hahaha

      Hapus
  7. jadi inget pernah nabung receh sm uang kertas, saking lamanya ndak dibuka sampe uang kertas e jamuren :D sukses GA nya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga pernah Mbak, itu juga gara-gara celengannya dari tanah liat.

      Hapus
  8. Kereatif bang :D kenapa gak sekalian uang kertas bang...

    BalasHapus
  9. gue juga suka menabung gan:D tapi uang kertas
    semoga aja ntar uang kecil/receh itu jadi langka ya

    udah ane follback gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nabung uang kertas saya lebih suka nabung di bank hahah tapi kebanyakan buat jajan sih :D

      Hapus
  10. wah, sayang banget kan kak uangnya ada yang nyuri:| sabar kak ( '-')/( -_-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha udah 1½ tahun yang lalu itu, udah lewat jauh :)

      Hapus
  11. ealah.. mau dong yg seribu kelapa sawit..
    Uang itu udh jrg beredar, kalah sama koin game.. #koinseribuangklung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahaha kita berpikiran sama Fas, koin game #toss.
      Dulu aku punya banyak Fas yang kelapa sawit, tapii... ilang.

      Hapus
  12. menghemat uang buat beli celengan, dan koin-koin tersebut masih saya kumpulkan. Semoga sukses GA nya :)

    BalasHapus
  13. pencurinya hebat.. bisa milih uang dulu sebelum nyuri hahaha

    wah saya jadi pengen ikut GA nya.. boleh? wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gampang kok buat milihnya, serius deh. Soalnya kan botolnya transparan, tinggal diaduk-aduk aja. Ikut aja GAnya, gratis kok tidak dipungut biaya tinggal klik link diatas :)

      Hapus
  14. Pertanyaanku sekarang, pencurinya kapan nyurinya ya kok sempet milih2? Hhehe...

    Kereeen... Setuju, nggag usah dilubangi pake solder/cutter. Mending gitu aja, lebih keren. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti sempet, lha wong itu ditinggal keluar kota seminggu di kontrakan.

      Hapus
  15. Nabung kayak gitu bermanfaat, khususnya kalau lagi kepepet nggak ada duit jadi bisa ngambil di celengan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi susah ambilnya, mending pakai fish bowl sih, tapi... males belinya hehehehe...

      Hapus
  16. Wah.. kalo botol 3 liter itu penuh, berapa ya jumlahnya...? Keknya selain buat beli rumah, bisa sekalian buat beli mobil tuh! Hehehe...
    Kalo koin2ku sih kukasih ke emak, buat kembalian di warung sembako beliau.

    Terima kasih sudah ikutan GA Irit tapi Bukan Pelit. Sudah tercatat sebagai peserta :)

    BalasHapus
  17. Waw, tips yang keren. Nanti kalau celengan yg paling besar dibongkar, jangan lupa undang saya ya. Mengumpulkan recehan bekas kembalian memang hal sepele. Kadang saya pun terlupa dan menaruhnya sembarangan. Padahal kalau dikumpulin, lumayan tuh hasilnya.

    Terima kasih sudah berbagi di giveaway irit tapi bukan pelit :)

    Salam,
    @apikecil

    BalasHapus