Melahirkan Tiup Tiup di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Bersama Bidan Ima di Jember

Melahirkan Tiup-tiup - 17 Agustus sepertinya menjadi tanggal idaman bagi orang tua yang sedang menunggu kelahiran putra/putri tercinta, termasuk aku dan istriku. Bagaimana tidak, 17 Agustus adalah hari yang sangat spesial bagi bangsa Indonesia, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Hari perkiraan lahir anak ke-2 kami diperkirakan tanggal 25 agustus 2022. Sejak awal Agustus aku mencoba berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungan istriku, "Nak, bilang sama Allah lahirnya tanggal 17 Agustus aja ya!". Disetiap obrolanku dan istri, ku selipkan ucapan tersebut.

Tanggal 16 Agustus 2022 pagi kepalaku terasa berat, dada terasa sesak dan perut mulas tidak karuan, beberapa kali keluar-masuk toilet, aku diare. Istriku tidak ada tanda-tanda akan melahirkan dan ada tanggung jawab yang harus ku selesaikan hingga aku harus berangkat ke kantor dalam keadaan lemas.

Selasa sore, ditengah latihan upacara untuk tanggal 17 Agustus istriku mengirim pesan whatsapp, "Yah, aku keluar darah segar". Aku segera meminta izin ketua panitia upacara agar dapat segera meninggalkan latihan upacara.

Sesampai dirumah, bukan aku yang merawat istriku tapi malah istriku yang merawatku. Sambil berkomunikasi melalui aplikasi whatsapp dengan Bidan Ima, tempat istriku rutin melakukan pemeriksaan serta mengikuti kelas yoga, dia masih sempat membuatkanku teh dan menyiapkan makan untukku. Aku terkapar merasakan pusing yang makin menjadi sejak siang. Aku pun tertidur pulas dan terbangun pukul 23.00 WIB dan melihat istriku sedang meringis kesakitan merasakan kontraksi. Aku tidak bisa melakukan apapun, selain mencoba mengelus punggung istriku.

Alhamdulillah ketika pagi tiba, semua rasa sakit yang kurasa menghilang entah kemana. Berganti dengan istriku yang merasakan mulas makin sering. Melalui pesan whatsapp, Bidan Ima berpesan agar berangkat menuju rumahnya saat kontraksi berpola 5-1-1 atau jika ada rembesan air ketuban. Apa itu kontraksi 5-1-1?

5 - Kontraksi berjarak 5 menit.
1 - Berdurasi 1 menit.
1 - Berada pada pola yang sama selama 1 jam.

Seperti pengalaman melahirkan anak pertama (baca: Pengalaman Seru saat Istri Melahirkan), kami menghitung dengan teliti detik demi detik, menit demi menit saat terjadi kontraksi.

Sampai pukul 08.30 WIB kami merasa kontraksi sudah berpola 5-1-1 kami langsung menuju rumah Bidan Ima dengan membawa perlengkapan yang sudah kami siapkan jauh-jauh hari. Sampai disana jam 9 kurang dan kami langsung menuju ruang bersalin. Kemudian dilakukan pemeriksaan ternyata masih pembukaan 5 yang artinya istriku harus melakukan beberapa treatmen lagi agar bisa segera masuk ke pembukaan lengkap.

Selama proses treatmen tersebut, istriku diarahkan oleh Bidan Ima dan tim agar tidak mengejan terlebih dahulu. Jika terasa akan terjadi kontraksi istriku dipandu untuk melakukan pernafasan halus seperti saat yoga hamil. Untuk informasi, istriku rajin mengikuti kelas Prenatal Yoga setiap hari minggu sejak usia kandungan 6 bulan bersama Bidan Ima (baca: Prenatal Yoga (Yoga Hamil) dan Gentle Birth Class di Jember Bersama Bidan Ima).

Menurut Bidan Ima mengejan sebelum pembukaan lengkap hanya akan menguras tenaga dan emosi. Lalu bagaimana cara mengatasi rasa sakit dan perasaan ingin mengejan saat kontraksi? Dengan cara pernafasan tiup-tiup, yaitu dengan cara menghirup udara dari hidung lalu menghembuskan nafas dari mulut (seperti meniup balon).

Bidan Ima dan tim sangat telaten dalam menangani proses persalinan ditambah lagi istriku sudah cukup terlatih melakukan pernafasan tiup-tiup yang perlu dilakukan. Tak butuh waktu lama, pukul 11.30 saat sholawat tarhim sebelum adzan duhur berkumandang, istriku sudah pembukaan lengkap.

"Mbak, sekarang sudah pembukaan lengkap. Tugas Mbak Lily sekarang tetap tenang dan dengar instruksi dari saya. Saat saya bilang mengejan, Mbak Lily harus mengejan. Saat saya bilang stop, Mbak Lily jangan mengejan dan lakukan nafas seperti orang kepedesan 'ssttt... haaah... sstttt... haaah...'", ujar Bidan Ima.

Istriku mengangguk tanda mengerti, sedangkan aku yang sedang memangku kepala istriku hanya bisa pasrah dan berdoa. Persis setelah adzan duhur selesai berkumandang, pukul 11.40, anak ke-2 kami lahir dengan selamat, sehat dan tanpa kurang satu apapun. Lega rasanya, namun ternyata masih ada proses yang belum tuntas yaitu mengeluarkan ari-ari.

"Mbak, coba batuk, ehm", pinta Bidan Ima kepada istriku. Istriku mencoba batuk dua kali dan ari-ari (plasenta/tali pusar) keluar dengan sendirinya. Ini sungguh proses melahirkan yang sangat indah menurutku, luar biasa.

Setelah lahir, bayi kami langsung dibersihkan tanpa memotong tali pusar terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar darah yang diterima oleh bayi lebih banyak, meingkatkan cadangan zat besi di tubuh bayi, membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang baru baginya, mendukung perkembangan saraf bayi dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi.

Beberapa menit kemudian barulah aku ditawari untuk memotong sendiri tali pusar anakku dan aku menyanggupinya (pada kelahiran anak pertama aku juga melakukan hal yang sama). Ada rasa haru, deg-degan dan rasa tanggung jawab yang tetiba keluar sangat besar saat memotong tali pusar ini, tapi aku siap dan kulakukan dengan hati-hati.

Setelahnya barulah putra kami dibersihkan lalu dimandikan oleh tim Bidan Ima. Aku sedikit lupa apakah poses inisiasi menyusui dini (IMD) dilakukan setelah putra kami selesai mandi atau sebelum mandi, entah lah, tapi proses ini pun tak luput dilakukan. "Iki ASIne metu lho, nek anak'e gak diASI tak cethol sampean (ini ASInya keluar lho, kalau anaknya tidak dikasih ASI, Mbak Lili ku cubit nanti)", ujar Bidan Ima saat proses IMD.

Kami diharuskan tinggal dirumah Bidan Ima selama 6 jam agar tim dapat mengobservasi keadaan bayi dan ibu pasca proses melahirkan. Barulah kami boleh pulang. Biaya yang kami keluarkan juga tidak terlalu mahal. Biaya melahirkan di Bidan Ima berkisar antara 2 juta rupiah sampai 4 juta rupiah tergantung seperti apa treatment yang dibutuhkan oleh pasien saat dan pasca melahirkan. Biasanya akan mendapat paket 3 kali check up (check up pertama kunjungan langsung kerumah pasien dan selanjutnya check up dilakukan di rumah Bidan Ima).

Alhamdulillah terimakasih Ya Allah... sudah mengabulkan segala doa kami dan selalu memberi perlindungan kepada keluarga kami.
Terimakasih Adek, sudah mendengarkan ucapan ayah agar lahir di tanggal 17 Agustus.
Terimakasih Ibun, sudah kuat dalam proses persalinan ini.
Terimakasih Papa dan Mama, sudah mensuport kami.
Terimakasih Bidan Ima dan tim, sudah membantu proses persalinan istriku dengan metode melahirkan tiup-tiup.

23 komentar untuk "Melahirkan Tiup Tiup di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Bersama Bidan Ima di Jember"

  1. Wah spesial yang satu ini, unik sih yang kena gejala hamil malah ayahnya kayaknya kalau udah besar bakal sering jahilin ayahnya sih ini. Gemoy banget sih enggak ada alisnya, hemm. Selamat atas kedatangan malaikat kecilnya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah tanggalnya unik... Itu alisnya tebal kok tante... tapi gak terekam sama kamera hehehe...

      Hapus
    2. Ku pikir kalau sakitnya pindah ke aku, istri jadi bisa lebih kuat. Ternyata kalo aku sakit malah ga ada yang jagain dan merawat istri. Itu alisnya tebal kok, tapi kamera ga berhasil merekamnya. Sepertinya karena angel pengambilan gambar kurang tepat.

      Hapus
  2. Alhamdulillah... Persalinan nyaman, minim jahitan dan minim trauma itu benar-benar ada ilmunya, Bidan Ima dan tim Bidandarinya luar biasa sabar dan telaten melayani saya sampai baby nya launching dengan smooth.

    BalasHapus
  3. Unik dan lucu... Unik, seakan sedang meniup lilin untuk Hari Ulang Tahun Indonesia ya. Lucu, kok malah bapaknya yang mulas-mulas padahal gak ikut melahirkan. Selamat atas kelahiran putra ke-2nya, Mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bener juga ya seperti meniup lilin saat Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Ini aneh tapi memang salah satu permintaanku sih, aku ingin sakitnya istriku saat melahirkan ke aku aja. Lha kok ternyata kalo aku ikut sakit malah istri ga ada yang ngerumat.

      Hapus
  4. Wah, begitulah cerita tentang sebelum dan sesudah melahirkan selalu saja ada yang lucu, unik, bikin kesel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih lucu pas kelahiran anak pertama. Saat istriku kesakitan, aku mencoba menenangkan dengan mengelus tubuhnya tapi ternyata itu malah mengganggunya, "Jangan sentuh aku", kata istriku. Tapi saat aku diam tidak melakukan apapun dia malah protes, "Aku kok gak diperhatikan sih!?". Kalau ingat masa-masa itu aku dan istri selalu tertawa ngakak...

      Hapus
  5. Waaah selamat ya mas. Lahir dengan lancar, dan istri juga anak sehat. Baru kali ini aku denger metode tiup2 😊. Tapi cara pernapasan seperti itu aku juga rutin lakuin saat olahraga. Ampuh banget buat menjaga stamina. Soalnya kalo napas ga diatur, bakal ngos2an. Aku kan rutin workout soalnya.. jadi mau ga mau, belajar pernapasan penting. Dan ternyata berguna juga saat lahiran yaaa 👍😁.maklum, aku dulunya Cesar, jadi ga ngerasain metode tiup2 begini 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul... aku juga rajin latihan pernafasan halus saat latihan bela diri silat. Pernafasan halus memang banyak manfaatnya... Melahirkan alami ataupun dengan oprasi menurutku sama-sama hebat, sama-sama luar biasa...

      Hapus
  6. Wah unik nih... ini sih mengalahkan semua tanggal ganteng yang lain, hari kemerdekaan RI emang ga ada lawan gantengnya. Semoga bisa menjadi anak yang kuat seperti para pejoewang kemerdekaan RI!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih... ganteng banget tanggalnya... anaknya juga ganteng seperti bapaknya hehehe...

      Hapus
  7. Selamat ya mas, dapat hadiah apa dari Pak Presiden? Kalau tahun-tahun sebelumnya diberita-berita bayi yang lahir 17 Agustus dapat hadiah dari Presiden. Atau harus masuk berita dulu kah? Hehehehe... Sekali lagi semangat, semoga jadi anak yang sholih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... belum dapat apa-apa dari Pak Presiden, mungkin karena gak viral kali ya hehehe... tapi yang penting kami sudah dapat nikmat yang luar biasa dari Allah SWT, bayi dan ibunya sehat dan kuat luar biasa.

      Hapus
  8. Wah... Pasti namanya Merdeka atau Hutri? Atau siapa? Siapapun namanya, semoga menjadi anak yang sholih, bijaksana, pintar, nurut kepada orang tuanya dan taat pada perintah Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rahasia dong, yang jelas bukan Merdeka atau Hutri hahahaha...

      Hapus
  9. Wah spertinya nanti waktu besar anaknya nurut sama bapaknya nih, buktinya masih dalam kandungan aja udah nurut sama bapaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nurut sama bapak-ibunya dong... Dan taat pada perintah agama..

      Hapus
    2. Iyanih padahal aku pengennya setelah gajian hahahaha...

      Hapus
  10. Namanya berbeda tapi cara dan fungsinya sama dengan pernafasan halus di Seni Bela Diri Silat BS. Melati. Pernafasan halus banyak fungsinya, termasuk meredakan rasa sakit dan membuat badan lebih relax dan masih banyak fungsi yang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Njih Pak leres... ternyata pernafasan halus juga bisa diaplikasikan dalam proses melahirkan.

      Hapus
  11. Selamat atas kelahiran putra ke-2nya Bapak Adit.. semoga menjadi anak yang sholih dan berbakti.

    BalasHapus