Hasilkan Air Hujan Dari Air Garam di Baskom? Tak Ada Logika Mengarah ke Sana

sumber gambar: www.belfastvibe.com
Hasilkan Air Hujan Dari Air Garam di Baskom - Kemarin seorang teman saya Sekolah Dasar menuliskan sebuah status pada akun Facebooknya, kurang lebih seperti ini, "Mohon bantuan seluruh warga Indonesia: Tolong bantu saudara kita di Jambi, Riau n daerah Sumatra lainnya. Disana hanya tersisa 5% udara yang layak. Hanya dengan langkah kecil. Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan diluar, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 s.d jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat Kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara".

"Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di Udara. Lakukan ini satu rumah cukup 1 ember air garam, rabu tgl 21 Oktober 2015, jam 11 siang serempak.. Mari kita sama2 berusaha utk mnghadapi kabut asap yg kian parah ini.. Pesan ini adalah saran dari BMKG Indonesia Mohon diteruskan.. Kita selamatkan nasib anak2,balita,ibu hamil yang sudah mulai terkontaminasi oleh kabut asap yang tebal. Terima kasih - mohon teruskan ke semua teman dan kerabat @SaveWorld #‎Melawan‬asap".

Saya seketika langsung berfikir keras. Berfikir siapakah sebenarnya diantara kami yang gagal paham. Saya mulai merangkai logika saya sendiri. Logika saya sebenarnya seperti ini (saya tidak tahu sebelumnya apakah logika saya benar atau tidak) bahwa luas lautan di Indonesia lebih luas dari pada daratan lalu apakah luas lautan (yang asin) itu masih kurang luas dibandingkan dengan air asin di baskom? Dan setahu saya cara membuat garam paling sederhana adalah dengan menguapkan air laut. Airnya menguap dan garamnya mengkristal. Sedangkan cara membuat hujan buatan adalah dengan cara menaburkan garam diatas awan.

Menurut sumber yang saya baca, di www.academia.edu, "Hujan buatan dibuat dengan cara menyemai awan dengan menggunakan bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air) sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan di dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan. Awan yang digunakan untuk membuat hujan buatan adalah jenis awan Cumulus (Cu) yang bentuknya seperti bunga kol. Setelah lokasi awan diketahui, pesawat terbang yang membawa bubuk khusus untuk menurunkan hujan diterbangkan menuju awan. Bubuk khusus tersebut terdiri dari glasiogenik berupa Perak Iodida. Zat itu berfungsi untuk membentuk es. Pesawat j uga membawa bubuk untuk 'menggabungkan' butir-butir air di awan yang bersifat higroskopis seperti garam dapur atau Natrium Chlorida (NaCl), atau CaCl2 dan Urea".

Ternyata berita yang ramai diperbincangkan oleh netizen dan tak ada yang mengetahui dengan pasti sumber awal berita tersebut merupakan berita hoax. Hal ini dibenarkan oleh Sutopo Purwo Nugroho , Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB yang ditulis oleh republika.co.id. Sutopo menyebut tidak masuk akal baskom akan menguapkan uap air dan membantu turunnya hujan. "Penguapan air laut di laut dan samudera yang ada di perairan Indonesia saja tidak mampu memproduksi uap air yang akan kondensasi di atmosfer membentuk awan-awan, apalagi dengan luasan dari baskom," ujarnya.

Posting Komentar untuk "Hasilkan Air Hujan Dari Air Garam di Baskom? Tak Ada Logika Mengarah ke Sana"