Pengemis Itu Kini Berseragam Biru dan Menyebut Dirinya Tukang Parkir

Parkiran Mobil Otomatis
picture source: www.nytimes.com
Pengemis Itu Kini Berseragam Biru (Tukang Parkir) - Saat saya masih duduk di bangku kelas 2 SMP dulu, seorang guru PPKN pernah bertanya pada saya dan teman sekelas saya. "Apa perbedaan pengamen dengan pengemis", tanya Pak Guru. Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu dengan tepat. Kemudian Pak Guru menjawab pertanyaannya sendiri untuk menjelaskan kepada kami semua, "Bedanya adalah pengamen menjual suara (menyanyi) atau gerak badan (menari) sampai tuntas sedangkan pengemis adalah orang yang melakukan pekerjaannya tidak sampai tuntas bahkan tidak melakukan apapun tapi meminta uang".

"Jadi anak-anak orang yang menyanyi dari rumah ke rumah dan berhenti menyanyi saat diberi uang, dia tak layak dianggap sebagai pengamen. Pengamen itu menyanyi sampai tuntas meski sudah diberi uang, karena suaranya lah yang dia jual untuk mendapatkan uang. Bukan menyanyi lalu berhenti saat diberi uang, karena mereka yang seperti itu tak layak disebut pengamen, tapi pengemis", lanjut Pak Guru.

Setelah 13 tahun berlalu, kini saya menemukan profesi yang menyebut diri mereka profesi tertentu, tapi nyatanya tak jauh berbeda dengan pengemis. Mereka menyebut profesi mereka dengan sebutan Tukang Parkir. Sebuah profesi yang menurut www.bintang.com termasuk kedalam 10 pekerjaan yang cuma ada di Indonesia (baca: Ketahui 10 Pekerjaan yang Cuma Ada di Indonesia).

Meme Tukang Parkir: Dari pada kena parkir 2000
picture source: chirpstory.com/li/260935
Sebenarnya saya ingin menuliskan judul "Preman Berseragam Biru", namun saya pikir tidak etis menyebut seseorang preman karena konotasi preman terlalu negatif. Akhirnya saya teringat wejangan guru PPKN saya tentang pengamen dan pengemis. Jadilah saya menyebut mereka "Pengemis Berseragam Biru".

Kalau dari cara menyebutkan cerita di atas, saya terlihat sangat membenci tukang parkir. Sebenarnya tidak membenci, hanya saja saya kurang suka dengan keberadaan tukang parkir ini. Bayangkan saja, saya sering kali pergi untuk fotocopy KTP hanya Rp 500,- sedangkan setelahnya saya harus membayar uang parkir sebesar Rp 1000,-. Setelah saya coba mencari info masalah tukang parkir ini kepada teman dekat dan teman dunia maya, kebanyakan mengalami permasalahan yang sama. Sampai betebaran meme tukang parkir.

Retribusi Parkir Dinas Perhubungan
Retribusi Parkir Dinas Perhubungan
Lalu bagaimanakah nasib uang kita untuk retribusi parkir yang kita bayarkan setiap tahun berbarengan dengan pembayaran pajak tahunan kendaraan bermotor? Entahlah saya tidak memiliki kompetensi untuk membicarakan hal tersebut. Toh apabila tukang parkir berseragam biru ini diprotes karena kita sudah bayar retribusi, mereka akan diam dan tidak menagih lagi. Tapi masalahnya kebanyakan orang malas ribut.

Meme yang paling saya suka salah satunya adalah yang saya pajang diatas dan satu lagi meme yang mengutip sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Diana Nasution berjudul Benci Tapi Rindu. "Kau datang dan pergi sesuka hatimu. Oh... sakitnya hati, bencinya hati padamu", begitu kata lagu yang dinyanyikan oleh ibu Ello ini.

Jin Aladdin ala tukang parkir
picture source: thedisneydiva.com
Jadi apakah saya membenci sekaligus merindu tukang parkir? Oh tentu saja tidak. Tapi coba kita amati kelakuan tukang parkir. Layaknya jin lampu milik Aladdin yang berwarna biru itu. Mereka datang dan pergi sesuka hati mereka. Jin Aladdin baru keluar jika lampu ajaib digosok-gosok. Sedangkan tukang parkir keluar saat kita mengeluarkan uang Rp 1000,- dan menghilang begitu saja ketika kita memberi mereka uang. Seperti pengemis bukan? Atau ada yang berani melabeli mereka sebagai preman berseragam? Itu terserah sih.

Tapi ingat, tak semua tukang parkir seperti itu. Ada beberapa tipe tukang parkir yang saya amati.
  1. Tukang parkir baik yang kapanpun selalu ada membantu kita memparkir kendaraan kita.
  2. Tukang parkir yang menghilang ketika kita datang dan kebingungan mencari parkiran kosong, namun muncul ketika kita akan pulang.
  3. Tukang parkir yang datang ketika kita mendekati kendaraan kita lalu menagih uang parkir lalu pergi menghilang ketika sudah membayar tanpa mau menolong kita mengeluarkan kendaraan kita.
  4. Tukang parkir yang mau membantu kita mengeluarkan kendaraan kita sebelum atau sesudah dibayar.
Jadi tukang parkir seperti apa yang teman-teman temukan? Hmmm... artikel ini tidak bermaksud menyudutkan suatu kelompok dengan menyebutkan seragam. Namun jika ada yang merasa tersinggung saya mohon maaf, karena saya sadar tidak semua tukang parkir seperti apa yang saya tuliskan. Dan saya berharap terjadi perbaikan dalam pelayanan parkir di negeri ini.

4 komentar untuk "Pengemis Itu Kini Berseragam Biru dan Menyebut Dirinya Tukang Parkir"

  1. tukang parkir yang ngilang itu mas
    ajaib kalau kitanya mau pulang, baru dia muncul

    BalasHapus
  2. Saya menemukan kedua jenis tukang parkir ini :D

    BalasHapus
  3. Itu namanya ente termasuk orang Bakhil. Saya sering membantu orang untuk memandu dan menjaga kendaraan orang. Karena memang tugas saya, tapi banyak dari mereka berlalu sombong,. Tidak menghargai usaha saya. Dan berlalu seperti tidak ada apa2. Kalo.saya simpel aja semoga itu orang mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang dilakukannya terhadap saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya, ana bakhil. Afwan. Ana tidak bermaksud menyududkan kang parkir. Ana juga sangad mengapresiasi kang parkir yang sangad membantu ana menjaga kendaraan ana dan membantu ana memparkir kendaraan ana (kalau artikel ini dibaca secara lengkap pasti mengerti). Yang ana protes itu sebenarnya kang parkir yang suka pergi dan menghilang tapi minta uang saad kendaraan mau pergi. Afwan dan syukron atas tegurannya. Jazakallah khairan katsiran.

      Hapus