Valentine - Cinta Sehari, Cinta Satu Malam, atau Satu Jam Saja?

valentine-coklat-dan-mawar
foto: Liya Unyil/Mawar dan Coklat

Valentine - Cinta Sehari, Cinta Satu Malam, atau Satu Jam Saja? - Bulan Februari identik dengan cinta, coklat, mawar, boneka, warna pink, dan kasih sayang. Dengan satu hari spesialnya ditanggal 14, hari kasih sayang a.k.a. hari valentine. Aku sendiri nggak pernah ngerti hari valentine itu apa. Aku sendiri nggak pernah ngerayain. Karena menurut beberapa sumber yang kubaca hari valentine merupakan hari keagamaan agama lain.

Tak pernah merayakan tapi bukan berarti tak pernah merasakan 'coklat valentine', coklat biasa yang dijadikan kado saat hari valentine. Terhitung 5 kali merasakan coklat pemberian gadis-gadis, 2 kali dikasih langsung, 2 kali via JNE, 1 kali nebeng coklat teman. Tapi tak pernah sekalipun aku memberi mereka coklat dihari itu.

Pertama waktu masih SD kelas 6 dari seorang adik kelas, sebut saja namanya Melati (bukan nama sebenarnya). Melati adalah teman sekelas spupuku yang saat itu duduk di kelas 5. Menurut spupuku dia suka banget pada ku. Meskipun Melati manis, tapi tak pernah ku gubris, karena aku sendiri sedang menyukai teman sekelasku, salah satu sahabatku, sebut saja namanya Mawar (bukan nama yang sebenarnya). Mawar adalah primadona kelas waktu itu. Dia cantik, smart, dan supel. Masih SD sudah cinta-cintaan? Apa kata dunia? Ini sih bukan cinta, tapi rasa suka. Ini juga bukan cerita sinetron yang dibuat-buat. Siapa sih yang waktu SD nggak suka sama lawan jenisnya? Buatku hal yang normal, asal benar menyikapinya, benar ajaran orang tuanya. Setelah diberi coklat oleh Melati, aku cuma bilang terimakasih dan berlalu. Tak sampai satu jam coklat itu habis ku lahap. Terakhir aku melihat Melati, saat aku SMA, dia sedang bergandengan tangan dengan seorang pria sebayanya di sebuah supermarket di kota kecil ini.

Kedua waktu SMP kelas 1, setahun setelah kejadian pertama. Coklat yang ini coklat terasa lebih manis karena Mawar sendiri yang memberikan. Beberapa minggu sebelumnya aku ingat aku berdebat sengit dengan Mawar yang akhirnya membuat kami berdua tidak berbicara satu sama lain. Valentine 2002, Mawar mendatangi kelasku (kelas kami berbeda) meminta maaf sambil membawa beberapa bungkus coklat yang saat itu harganya Rp 1000,-. Kontan satu kelas men-'cieee'-kan kami berdua, bukannya jauh lebih dekat, aku semakin malu mendekati Mawar dan sejak itu hubungan kami terus renggang. Butuh waktu sehari untuk menghabiskan coklat itu. Bukan karena banyak, tapi saat itu berada didalam kebimbangan. Merasa sayang kalau coklat itu dimakan, tapi lebih sayang kalau meleleh begitu saja tak dimakan.

Ketiga waktu SMA. Entah kejadian kelas berapa aku lupa. Yang jelas kali ini aku tidak mendapatkan coklat secara langsung, tapi makan coklat punya teman. Ada teman yang diberi coklat oleh pacarnya dan aku selalu ada untuk temanku saat itu, untuk membantu menghabiskan coklat itu. Pagi temanku diberi coklat valentine oleh pacarnya, malamnya aku dan temanku itu menghabiskannya. Mungkin dia tak akan memberiku coklat hadiah pacarnya itu kalau aku tak menginap dirumahnya. Jadi satu malam itu kami habiskan coklat yang hanya beberapa batang itu sambil mengerjakan tugas.

Keempat waktu aku kuliah smester 5. Coklat itu dikirimkan jauh-jauh dari Kalimantan Barat oleh seorang teman yang aku kenal pertama kali melalui Friendster, sebut saja namanya Anggrek (bukan nama yang sebenarnya), yang kemudian dekat di sebuah game online. Aku tak pernah bertemu langsung, dan hanya beberapa kali menelponnya. Tapi kami sangat intens ber-sms dan chat di game online. Dia hanya menganggapku sebagai abang, tapi sebenarnya aku sendiri sedikit mengharap lebih. Saat valentine dia mengirimiku coklat, tapi bukan cuma aku saja yang dia kirimi coklat menggunakan jasa pengiriman barang jarak jauh, beberapa teman dekat kami di game online juga mendapat jatah yang sama. Sampai ditanganku coklat-coklat itu meleleh. Menyiasati coklat yang meleleh karena perjalanan jauh itu sangat mudah sebetulnya. Bekukan lagi aja. Caranya tinggal masukkan dalam kulkas beberapa jam.

Kelima dari mantan pacarku 3 atau 4 tahun lalu. Karena kami termasuk pasangan LDR (light dependen resistor, eh bukan ding, long distance relationship), si pacar mengirimiku satu kardus coklat. Penyebabnya sebenarnya karena dari awal dia ingin mengirimiku sesuatu, ditambah dia sedikit panas atas percakapanku dengan Anggrek. Anggrek meminta alamatku lagi untuk mengirimiku lagi coklat di hari valentine, tapi tak pernah ku beri lagi. Tau-taunya si pacar malah mengirimiku coklat.

Dari kelima cerita diatas aku tak pernah sekali pun membalas memberikan mereka coklat, atau pun memberi coklat kepada orang lain atas alasan hari kasih sayang. Karena selain tak punya uang lebih, buatku kasih hadiah, kasih coklat itu bisa kapan pun. Aku juga tak pernah merasakan cinta atau kasih sayang yang lama atas hadiah-hadiah itu, sesuatu yang singkat. Lagi pula keluargaku pun tak pernah mengajarkan tentang hari valentine. Lima cerita absurd singkat pun tak membuatku mengerti arti valentine, malah membuatku berpikir ulang. Kalau benar valentine itu hari kasih sayang, maka ini tentang cinta sehari, cinta satu malam, atau satu jam saja? Seperti lagu dangdut "Cinta satu malam oh indahnya, cinta satu malam buatku melayang, cinta satu malam kan slalu ku kenang dalam hidupku", atau lagu dangdut lainnya "Satu jam saja bercumbu denganmu, satu jam saja ku dimanjakanmu, satu jam saja ku bercumbu rayu, satu jam saja bercinta denganmu". Entah lah.

Apapun makna valentine, yang jelas kenapa kasih sayang hanya dirayakan hanya satu hari, satu malam, atau bahkan hanya satu jam? Mengutip kata-kata dari Ustadz Felix Siau "Cinta mulia mewujud dalam tanggungjawab, komitmen, dan panduan agama, bukan diwakili oleh kenikmatan, nafsu syahwat dan hura-hura. Mendahulukan kemaksiatan dengan banyak alasan itu tanda bahwa Allah sudah mulai disekutukan".

2 komentar untuk "Valentine - Cinta Sehari, Cinta Satu Malam, atau Satu Jam Saja?"

  1. Well, kayaknya valentine itu hanya ntuk merayakan betapa kita memiliki cinta. :)
    Tapi gag tau juga sih.
    Soalnya gag ngerti begituan.
    Hhehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emangnya memiliki cinta itu harus dirayain di satu hari khusus ya? Nggak bisa tiap hari?

      Hapus