Polemik Bullying Goyang Cesar Yuk Keep Smile

Caesar Yuk Keep Smile
Caesar Yuk Keep Smile[1]
Yuk Keep Smile, sebuah acara yang melambungkan nama seorang artis yang dulunya menjadi asisten pribadi dari artis lain dengan goyangannya yang aneh. Cesar dengan goyangannya yang awut-awutan tapi berhasil 'menghipnotis' banyak penontonya. Acara ini dimulai sebenarnya sejak tahun lalu Ramadhan 1433H. Aku lupa nama acaranya, yang jelas sama-sama disingkat YKS tapi beda penyebutannya. Konsep yang sama tapi dengan lagu yang berbeda, waktu itu lagu yang lagi hits dalam acara ini, "Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga, hai begitulah kata para pujangga". Pada Ramadhan 1434H acara ini berubah nama menjadi Yuk Kita Sahur dan melambungkan sebuah lagu dangdut koplo yang sering didengarkan oleh masyarakat menengah kebawah daerah Jawa Timuran, "Buka Sithik Joss". Nyleneh judul lagunya? Liriknya juga nyleneh? Memang iya, tapi begitulah dangdut koplo atau yang beberapa orang menyebutnya dengan sebutan dangdut pantura. Mungkin inilah yang membuat dangdut susah berkembang di era sekarang ini, hanya menjual kata-kata nyleneh dan goyang seronok meskipun musik dan nadanya asik buat didengar. Loh kok malah bahas soal dangdut sih, bisa-bisa blog ini dibakar oleh pecinta dangdut. Bukan bermaksud merendahkan musik dangdut atau kalangan mana pun, tapi orang-orang yang mengaku-aku (dan sekedar mengaku, tidak tulus) cinta musik inilah yang merendahkannya dengan lirik-lirik dan goyangan yang seronok. Coba kita intip zaman Rhoma Irama, Elvi Sukaisih, Evie Tamala, Iis Dahlia, Cici Paramida, Ikke Nurjanah, dan sederetan artis era '90an lainnya. Mereka sukses dan tidak menjual lirik dan goyang seronok kok. Oke sebelum suasana semakin memanas kita skip saja pembahasan yang satu ini.


Kembali ke acara Yuk Kita Sahur. Sampai mana kita tadi? Ah ya Ramadhan 1434H. Saat itu aku sama sekali tidak tertarik acara yang satu ini, sama tidak tertariknya dengan acara yang sama yang ditayangkan pada Ramadhan 1433H dulu. Tapi ayah dan ibu suka acara yang satu ini, kata mereka menghibur. Tentu saja mereka melihat acara ini disela-sela jeda iklan Pacara Pencari Tuhan. Tapi ada satu yang berhasil membiusku. Musiknya! Dicatat ya musiknya! Bukan goyangannya, bukan guyonannya, bukan lirik lagunya. Aku mulai tau lagu Buka Sithik Jos saat pernikahan seorang teman kuliah. Aku pikir nadanya asik meskipun liriknya yang agak aneh (dan penyanyinya saat itu aduhai cantik jelita) tapi sekali lagi aku bilang nadanya kece. Dalam acara YKS ini, lagu Buka Sithik Joss dimainkan menggunakan saxophone. Yak SAXOPHONE. Eits jangan alay deh dengan membaca huruf 'X' dengan 'NY', entah bagai mana sejarahnya huruf 'X' berganti cara membacanya, tapi yang jelas aku suka sekali saxophone.

Saxophone[2]
Aku bukan pecinta musik, tapi aku seorang penikmat musik. Aku selalu memilih untuk musik yang ingin ku nikmati. Aku selalu memilih apakah musik ini petikkan bassnya kenceng dan asik (tak peduli itu gitar bass, bass cello, atau bass cetol sekalipun), apakah permainan snar dan bass dumnya mantap, apakah ada unsur biola, piano, dan saxophone? And YKS successfully hypnotized me. Mereka memainkan lagu Buka Sithik Jos, lagu yang aku suka nadanya, dengan saxophone. Tapi aku masih tak suka cara guyonan para pemeriah acara ini. Karena guyonannya sama seperti acara lain yang gak mutu.

Setelah Ramadhan berakhir, acara ini pun berakhir juga tapi tidak lama. Karena kemudian dengan alasan rating dan penonton yang membludak kemudian dibuatlah acara yang sama dengan judul Yuk Keep Smile. Sekali lagi acara tidak mutu diluncurkan di televisi kita. Meskipun banyak yang tidak suka acara ini, tapi lebih banyak orang yang suka ternyata. Sampai pada akhir-akhir ini ada sebuah PETISI yang menurutku aneh. Petisi ini menginginkan agar acara YKS dihentikan. Menurutku ini petisi yang bagus jika memang tidak ada kepentingan lain disana. Tapi... HEI! Mereka yang disana itu juga mencari uang dengan cara mereka, meskipun banyak yang tidak suka, banyak kok yang suka. Meskipun aku termasuk orang yang tak suka, tapi aku tak setuju jika acara ini dihentikan. Tapi ayolah kita sama-sama mencari uang dan butuh uang. Aku lebih setuju jika acara ini diubah ke arah yang lebih positif konsepnya. Petisi yang membutuhkan paraf 35.000 orang ini cukup menggelitikku. Bagaimana tidak? Petisi yang menginginkan sebuah acara dihentikan tapi malah membubuhkan semacam iklan.

Petisi Cesar
Ada iklan kopi putih disana. Aku tak suka dengan acara ini tapi aku tak mau memutus rezeky orang. Meskipun anggaplah itu rezeky haram karena pada acara tersebut tidak ada manfaatnya dan nilai pendidikannya, tapi bukankah rezeky orang masing-masing? Ada banyak alasan yang kurang mantap menurutku dan perlu direnungkan kembali, dan cuma satu yang diserang, padahal masih banyak loh!

  1. Acara ini tidak mutu, tidak mendidik, dan tidak ada manfaatnya.
    Ya memang tidak mendidik sama sekali. Kalau mau cari yang bermanfaat dan medidik liat berita aja. Kalau bosan dengan berita perpolitikan yang semakin ruwet ya sudah ganti chanel ke MQ TV, kalau tidak mau terlalu religi juga ada Edu TV. Kalau mau yang lebih mantep lagi ya Histori dan Discovery Chanel. Maksudnya bukannya saya menyarankan untuk pindah chanel, tapi sekarang ini chanel-chanel masih terpisah-pisah antara chanel hiburan dan edukasi. Dan sekarang ini acara hiburan mana sih yang mendidik? Kartun? Anime? HOAX! Kartun atau anime mendidik jika yang menonton atau orang yang menyertainya (Parental Guidance) bisa mengambil sisi pendidikan positifnya, jika tidak? Sama saja!
  2. Acara ini mengandung kekerasan dan bullying.
    Ya menang banyak kekerasannya! Acara lain juga sama bos! Sebut saja sebuah acara lawak yang menyebut acara itu opera dengan konsep kejawa-jawaan mirip ketoprak. Mereka juga melakukan seperti itu dan sudah sejak lama. Meskipun itu sterofoam, tapi itu juga mengajarkan kekerasan loh. Tidak hanya memukul, tapi mendorong agar jatuh. Atau sebut saja sebuah film anak-anak yang bercerita bahwa dia sedang sendirian dirumah dan ada penjahat yang mengintainya. Apakah film ini tidak mengajarkan kekerasan? Meskipun itu penjahat, tapi ide-ide jailnya bisa ditiru oleh anak-anak. Kenapa acara-acara ini masih eksis?
  3. Acara ini banyak menggunakan olok-olokan kasar.
    Ya memang seperti itu! Banyak sekali acara-acara yang menggunakan cara guyonan yang sama dengan olok-olokan kasar. Entah itu pagi, siang, sore, atau malam. Sebut saja sebuah acara yang menggunakan kata-kata "MASAK AER! BIAR MATENG!" itu. Mereka lebih kejam kok, tapi kenapa acara-acara ini masih eksis?
  4. Jogetnya seronok?
    Menurutku sih cuma satu goyang aja yang seronok, goyan oplosan, lainnya cuma goyangan aneh yang tak beraturan.
Ada pertanyaan yang di bold, "Kenapa acara-acara ini masih eksis?" Jawabannya mudah. Karena acara-acara tersebut, yang sering aku sebut dengan acara komedi bermental Tom and Jerry (karena tak jauh berbeda), masih ada banyak penonton yang mau menontonya dan merasa terhibur, serta masih saja ada iklan yang mau membayarnya. Ini masalah uang. Lalu kemana Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)? Bukankah sudah aku bilang ini masalah uang? Uang bisa... ah sudahlah jangan diteruskan kalimat ini, bisa menimbukan fitnah.

Seperti yang pernah aku ungkapkan sebelumnya, Membongkar Untuk Membenahi, membongkar sesuatu untuk membuatnya lebih baik sah-sah saja, jangan sampai cuma membongkar tapi tidak ingin membenahinya. Seperti penghentian sebuah acara, itu ibarat ingin membongkar lalu meninggalkannya begitu saja. Kenapa tidak membongkar untuk membenahi saja? Bongkar acara tersebut, dan masukkan ide-ide positif, ubah konsep acaranya, bukan hanya dihentikan. Karena jika hanya dihentikan, akan ada acara-acara lain yang bertema sama yang tumbuh seperti lumut dimusim hujan. Apa lagi artis yang sedang laku ya cuma itu-itu saja. Intinya aku bakal ikut-ikutan menandatangi petisi tersebut jika saja memang tidak ada kepentingan lain dalam petisi itu dan semua acara serupa mendapat efek yang sama. Meskipun aku yakin tanpa tanda tanganku juga petisi ini akan mampu mengumpulkan orang, tinggal 4ribu lagi. Aku dengan jalanku saja, langsung menembus ke web KPI. Bukankah kita sama-sama tau di era internet ini, semakin banyak acara dibully di sosial media, semakin terkenal saja acara tersebut. Semakin jadi trending topic. Tidak percaya? Coba saja bully artikel ini dan jangan lupa ajak teman-teman sekitar untuk melakukan hal yang sama.

Musik Favoritku


Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Kolonialisasi Media Televisi! Yuk ikut mengkritisi program televisi


Sumber referensi
[1]Foto Cesar: kapanlagi.com
[2]Foto Saxophone: www.musiciansfriend.com/.../...-tenor-saxophone

22 komentar untuk "Polemik Bullying Goyang Cesar Yuk Keep Smile"

  1. Wew, sama dong suka Kenny G..skg nambah musiknya Yiruma..soal YKS, saya pikir harus ada yg ngasih tahu bahwa acara itu tak sudah keterlaluan. Guyonan kasar dll bukankan gak seharusnya terus-terusan dijadikan tontonan. Moso iyo untuk lucu itu harus merendahkan, mengolok, trus hrs laki2 jd perempuan gitu. Bagi orang yang bisa memilih, tidak soal mereka bisa matiin tv atau nonton tv kabel. Bagi mereka yang gak bisa memilih atau gak punya pilihan lain harus dong ada yang kasih edukasi. Soal ada atau tidaknya kepentingan tertentu, kita lihat saja. Buat saya sih memang harus ada aksi untuk memberi tahu bahwa acara YKS, Pesbuker dan sejenisnya itu harus dikoreksi. Mengenai memutus rejeki orang kan itu bisa dikompromikan, hentikan dulu, boleh tayang lagi dengan syarat..mengenai masih eksisnya acara YKS dan sejenisnya karena masih banyak yang menonton, disinilah menurut saya pentingnya edukasi. Selera penonton kita tuh disetir sama tv, coba dikasih kasih alternatif hiburan. Cuma televisi kita kan latah, satu bikin program hiburan, habis itu muncul hiburan sejenis di tv lain. Setuju atau tidak dengan petisi itu hak bebas setiap orang untuk menentukan sikap. Jika nggak setuju, paling tidak bisa menghormati mereka yang punya pilihan berbeda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya memang harus ada aksi untuk mengingatkan semua acara-acara di TV itu Bu Ety, tapi anehnya kenama cuma satu saja? Dan saya setuju sama aksi-aksi yang mengingatkan pertelevisian kita. Yang saya tidak setuju itu kata 'penghentian'. Kalau cuma dihentikan, tanpa ada pembenahan, saya yakin akan ada banyak sekali acara yang sama yang muncul kemudian.

      Hapus
  2. Saya cenderung lebih suka acara ini dihentikan, karena selain tidak mendidik juga membuang waktu percuma. Acara yg isinya cm joget2 ditayangkan sejak sore hingga tengah malam. Untuk ganti channel, ngga semua lapisan masyarakat mampu untuk memasang TV kabel yang banyak channel dan acaranya. Alhasil ya mereka nonton yang ada saja, yang hampir semua stasiun tv memiliki acara yang serupa, komedi konyol dan tidak mendidik.

    http://alfarhomeo.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurut saya, goyangnya sih gak masalah bro, tapi guyonannya itu lo... Yah begitulah stasiun televisi, antara yang hiburan dan edukasi dipisah-pisah bro.

      Hapus
  3. ehm..
    keren nih artikelnya, memberikan satu pandangan baru ya mas.
    yup, setuju banyak kartun dan anime yang bukan untuk konsumsi anak-anak tetapi tetap tayang di hari minggu. Mana sekarang setelah penulis asli doraemon meninggal, cerita doraemon bukan lagi untuk anak-anak tetapi untuk remaja. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya kalau pemikirannya gak positif, doraemon juga bisa dibilang nggak mendidik loh... Misalnya, ada anak kecil (bahkan sampai besar, sepertiku ini) hobi nonton Doraemon, kalau pas ada masalah yang sulit banget pasti mikir, "andai ada Doraemon disini pasti aku bisa make pintu kemana saja". (atau cuma aku yang mikir gitu? :D ). Tapi banyak orang yang bisa mengambil sisi positif Doraemon. Intinya sih, semuanya kalau mau dicari sisi edukasinya atau salahnya pasti bisa didapat.

      Hapus
  4. Beda pendapat nih, dengan yang sign petisi. It's OK, Mas.
    Kalau saya mikirnya gini, masalah banyaknya tontonan yang nggak layak, tapi tetep tayang, emang bener peran KPI yang mandul. Tapi harus dimulai dari mana untuk membuat KPI ini menunjukkan taringnya, mungkin saja tanda tangan petisi ini awal yang bagus pembuka jalan. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbedaan itu perlu... Perbedaan itu penting, santai aja :D
      Waw pemikiran yang bagus. Jadi jika berhasil nanti, YKS sebagai awal robohnya dinasti Komedi bermental Tom and Jerry ya? Keren-keren. Tapi aku lebih milih langsung lapor ke KPI dari pada lewat petisi hehehe...

      Hapus
  5. wah nih aku jg kadang lihat,, emang gk mendidik tp lucu, aplgi sepulang ngantor, sambil makan nonton yks... penat ilang deh.. hehe,, klo emang mengacu pada kekerasan dan tindakan semi seronok, sinetron2 dan acara 'masak aer' dan sejenisnya seharusnya jg diihentikan, setuju sm mas adit kalau sebaiknya acara ini diarahkan yg lebih baik bukan dihentikan, memang kalau dilihat acara ini tidak ada untungnya dan tdk mendidik, tapi ada baiknya jg dilihat dr segi positifnya.. menurut sy acara ini komplit, komplit kekurangannya dan komplit kelebihannya, hehe saya pernah lihat tuh ada scene dmn Ustad Maulana tausiyah, terus ada scene jg yg ngundang kelompok angklung dan seluruh penonton main bareng2 itu keren banget.. tp semua itu jg gak lepas dr kekurangannya sperti menjual aib artisnya dan goyangannya yg jd kontroversi itu, tp kmrin aku lihat goyang kontroversi itu udah diganti gerakannya mas... yah mau gmn lg pasar tv indonesia skrg yg laku yg model kayak gitu, klo memang gak mau lihat ada tuh tayangan channel lain spt kompasTV ato NETTV yg jg lumayan bagus... ato klo nggak ya nonton metro TV ajah... artikel bagus,, oiyah mending artikel ini diikutkan ke giveaway ini mas adit --> http://kimva4ever.blogspot.com/2013/12/giveaway-kolonialisasi-media-televisi.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ada give away? Informasi bagus :D
      Aku sih jarang banget liat YKS mbak Wulan, kalo nggak ada kerjaan didepan komputer, baru liat. Walaupun jarang juga ketawanya, mau kemana lagi, chanel yang lain pada nayangin sinetron yang nggak asik.
      Terimakasih ya Mbak Wulan Infonya :D

      Hapus
    2. iya betul abisnya acara lain sinetron smua,,, gak ada pilihan lain lah :-) yup same-samee.. :D

      Hapus
    3. Iya sinetronya fitnah-fitnahan semua isinya..

      Hapus
  6. Sudah banyak rupanya yang menulis tentang YKS..
    Saya belum nih..
    Tapi ditulisan ini ada yang berbeda..
    Bongkar lalu benahi, ini yang saya suka..
    Mantap dah tulisannya..

    Salam..

    BalasHapus
  7. setuju juga mas, yang saya amati juga begitu. Saya malah sekarang jarang banget nonton TV, entah kenapa acara lawakan yang sama sekali ngga mendidik ini bisa tenar. Sebut saja yks dan facebooker. sama saja. Mereka mencoba menghibur tapi denagn konsep yang salah, salah satunya dengan saling menghina.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu perlu dibenerin, perlu diubah bukannya ditutup :D

      Hapus
  8. Semenjak caesar datang goyangan gw sekarang jadi kejang-kejang :(

    BalasHapus
  9. bagus nih cara pandangnya. Suka artikelnya kak (y)

    BalasHapus
  10. ada juga tulisan tentang acara ini yang ambil sudut pandang berbeda, keren!
    makasih udah ikutan giveaway ini~ ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. ~_~ sudut pandang tentang acara ini sama aja sama yang lain, cuma mungkin bedanya yang lain cuma satu, ini makan semua. Terimakasih sudah mampir.

      Hapus