Liburan Gila Ala Insinyur Pikun (2013) : Bali

Liburan Gila Ala Insinyur Pikun (2013) : Bali
Goes to Bali
Cerita ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya, Bercengkrama Dengan Alam Jember: Air Terjun Tancak. H+3 Lebaran kegiatan jalan-jalan kami ternyata masih bisa masuk babak baru. Pagi itu karena masih terbiasa dengan Ramadhan, aku terbangun pukul 3 pagi. Dan gak bisa tidur lagi, anehnya waktu Ramadhan (jika paginya tidak ada acara) setelah subuh aku pasti sudah terlelap tidur. Yang membuatku tak bisa tidur sebenarnya malah hari itu aku tidak ada rencana untuk pergi kemana-mana. Aku pikir pasti membosankan dirumah saja. Akhirnya terbuatlah rencana untuk sekedar silahturahmi ke rumah sahabatku, Prio, di Kalibaru tapi sebelumnya ke rumah Angga untuk scan dokumen-dokumen ijazahku. Sampai dirumah Angga aku telpon Prio dan ternyata dia sedang berada di Probolinggo. Kecewa pada rencanaku sendiri tak membuatku mewurungkan niatku untuk jalan-jalan berwisata. Aku mengajak Angga untuk main-main ke Rest Area Gumitir (Arah Banyuwangi). Angga pun setuju.

Perjalanan cukup padat merayap, maklum masih suasana lebaran. Sesampai di Rest Area Gumitir kami hanya foto-fofo sebentar dan berencana pulang. Tapi sebelum pulang sayang rasanya kalau tidak mampir ke Kalibaru untuk bersantap Rujak Soto yang terkenal enak. Aku mengajak Angga ke Kalibaru. Dan sekali lagi dia meng-iyakan. Sambil menikmati santap Rujak Soto, ada satu kuliner lagi yang kuingini. Es Duren di daerah Kecamatan Genteng - Banyuwangi. Dan Angga hanya bilang "Budhal Thok". Ealah sampai di depan warungnya ternyata tutup, masih suasana lebaran mungkin. Dan... "Lurus yok ke Banyuwangi, sedikit lagi kok" ujarku. Angga hanya menurut saja. Sampai Alun-alun Banyuwangi, yang kami lihat hanya begitu-gitu saja. Dan sekali lagi terbersit ide kecil yang menantang, aku mengajak Angga, "Banyuwangi ke Ketapang itu dekat, tinggal nyebrang ke Gilimanuk kita sudah sampai Bali deh, terus pulang yuk". Dan kesanalah kami, Gilimanuk. Rencananya sih cuma main deket-deket situ saja terus pulang. Ntah ada setan apa yang membisikkan kami sehingga aku berpikir lagi, "Sudah di Bali cuma di Gilimanuk? Gak sampe ke Denpasar? Sayang sekali... Cuma 140an kilometer saja". Angga sekali lagi hanya "Iya-iya" saja. Meluncurlah kami ke Denpasar meski saat itu jam sudah menunjukkan pukul 4 sore dan battrai HP kami masing-masing sudah menipis. Dimana nanti kami menginap? Rencananya mencari Masjid atau Pos Lebaran. Simpel.

Liburan Gila Ala Insinyur Pikun (2013) : Bali
Sun Rise Pantai Sanur
Rencana kami hancur berantakan. Kami lupa itu Bali, akan susah mencari masjid. Perjalanan yang harusnya bisa dilalui hanya 2-3 jam saja, saat itu kami berjalan lambat dikarenakan jalanan gelap kurang pencahayaan. Sampai Denpasar jam 9 malam. Kami berputar-putar mencari masjid tapi tidak ketemu. Sambil berputar-putar itu kami membuat rencana tujuan untuk besok paginya. View paling bagus waktu pagi ya cuma Sanur, Sun Rise, dan setelah pagi adalah Tanah Lot, sisanya kurang begitu menarik. Sebenarnya masih ada Pantai Kuta, tapi karena kami harus cepat pulang besoknya dan Kuta bagus waktu senja, Sun Set. Dari Denpasar kami menuju arah Sanur sambil mencari masjid. Jika menemukan Masjid, rencananya kami sholat isya dan langsung istirahat disana, tapi apa daya masjid yang kami temukan adalah masjid di kawasan POLDA Bali, jadi setelah sholat isya kami tidak berani untuk tidur dan kembali melanjutkan perjalanan ke arah Sanur sambil mencari masjid yang lain. Sampai pantai Sanur kami tidak menemukan masjid. Dan akhirnya kami bermalam di tepi Pantai Sanur sampai pagi.

Liburan Gila Ala Insinyur Pikun (2013) : Bali
Pantai Sanur
Sebenarnya kami susah tidur, tapi kami paksakan terus untuk bisa tidur. Karena pikiran kami besok kami masih melakukan perjalanan jauh untuk pulang. Kami harus istirahat cukup. Meski banyak orang berlalu lalang (saat itu sabtu malam, banyak pasangan-pasangan yang berkunjung kesana), kami menghilangkan rasa malu. Dalam benak kami, kami tanam sebuah kalimat, "Kita tak saling kenal, esok pun tak akan bertemu lagi, jadi meski malu ya biarlah malu toh tidak saling kenal dan besok tidak bertemu lagi". Paginya ternyata ada upacara adat disana. Banyak orang yang mandi dilaut padahal jam masih menunjukkan pukul 5 pagi WIB, matahari masih jauh dari terbit, bahkan kami masih bisa mendengarkan kumandang adzan subuh. Andai aku bawa celana ganti, ingin rasanya aku merasakan sensasi dinginnya air laut sepagi itu.

Liburan Gila Ala Insinyur Pikun (2013) : Bali
Tanah Lot
Setelah menikmati suasana matahari terbit di Sanur, kami langsung meluncur menuju Tanah Lot. Sekali lagi, bukan aku dan Angga namanya kalau gak nyasar. Yah perjalanan dari Sanur ke Tanah Lot nyasar kemana-mana hehehehe. Menurutku destinasi pantai paling indah di Bali ya cuma Tanah Lot ini. Gak cuma apik tapi juga epic. Berbeda dari Pantai Sanur yang gratis untuk memasukinya, Tanah Lot mengharuskan kami merogoh kocek sebesar Rp 15.000 masing-masing orang. Dan seperti ditempat-tempat wisata lainnya hanya satu jam saja kami disana. Sebenarnya ingin lebih lama lagi karena keindahan pantainya dan keindahan para turisnya terutama turis lokalnya hehehehe. Tapi kami berburu waktu dan berburu tenaga. Kami takut kehabisan tenaga sebelum sampai dirumah. Sebelum pulang kami mencari warung di daerah Tanah Lot berlabel HALAL. Menu yang kami pesan ya Pecel (mau dimana pun tempatnya ya menu paling enak PECEL). Setelah makan kenyang kami langsung cabut pulang. Cusss.... gas pol rem pakem. Ku tarik gas sekencang-kencangnya. Pukul 9 dari Tanah Lot, mind setku aku seting pukul 11 sudah sampai Gilimanuk. Ternyata sampai Gilimanuk pukul 11.30 dan delay 30 menit untuk menyebrang ke Ketapang. Dan terus aku tarik gas sampai rumah Kalisat pukul 3 sore. Fiuh sungguh perjalanan yang melelahkan tapi menyenangkann.

Liburan Gila Ala Insinyur Pikun (2013) : Bali
Tanah Lot
Sekilas INFO: Estimasi biaya perjalanan dari Jember ke Bali. Kami menggunakan Honda Vario tahun 2010. Selama perjalanan itu (dari Jember ke Bali ke Jember lagi) kami hanya melakukan lima kali pengisian bensin, dengan nominal setiap pengisian adalah Rp 15.000. Sedangkan untuk penyebrangan dari Ketapang ke Gilimanuk dikenakan tarif Rp 20.000 per sepedah motor begitu pula dari Gilimanuk ke Ketapang. Cukup hemat bukan?

Bersambung...
Kami bukan backpacker, bukan nekad traveler, bukan juga anggota organisasi pecinta alam. Kami ya kami, orang yang ingin jalan-jalan saja. Walaupun awalnya selalu tanpa tujuan, tapi pada akhirnya kami memiliki tujuan yang sama, yaitu PULANG KERUMAH DENGAN SELAMAT. Begitupun perjalanan ke Bali ini, tanpa rencana, tanpa tujuan, tanpa persiapan, tanpa jadwal, dan berbekal seadanya.
Cerita Sebelumnya:
Kerikil Berlumut Bercengkrama Dengan Alam Jember - Mukadimah
Kerikil Berlumut Bercengkrama Dengan Alam Jember: Awal Rencana
Kerikil Berlumut Bercengkrama Dengan Alam: Kawah Ijen
Kerikil Berlumut Bercengkrama Dengan Alam Jember: Pesona 3 Pantai
Kerikil Berlumut Bercengkrama Dengan Alam Jember: Air Terjun Tancak
Semoga dapat kerja yang liburnya cuma 2 kali dalam setahun yang masing-masing berdurasi 6 bulan. Baca juga kisahku yang lain, Cerita Lain Pada Jember Fashion Carnaval dan Main di Bekasi Seminggu Dengan Modal Rp 400ribu (2009). Nah setelah jalan-jalan liburan pasti lapar kan? Yuk mari icip-icip kuliner Jember, Rujak Bu Pani Kebonsari. Abis itu mampir deh buat baju ke RUDYS Tailor.

Nekad Traveler

Artikel ini pernah aku ikutkan dalam kompetisi menulis artikel Nekad Traveler oleh Telkomsel berjudul asli Liburan: Wisata Alam Sekitar Jember Saat Puasa Sampai ke Bali. Meskipun gak menangin apa-apa tapi setelah aku coba print ternyata sampai 15 halaman kertas quarto, jadi artikel ini aku revisi. Aku memecahnya menjadi beberapa judul post.


Insinyur Pikun in Vacation

Posting Komentar untuk "Liburan Gila Ala Insinyur Pikun (2013) : Bali"