Jika Ada yang Salah Mengartikan Itu Semua Bukan Salah Pembaca Tapi Semua Salah Jokuwi


Semua Salah Jokuwi - Sebaiknya redakan emosi sebelum mebaca artikel ini. Jika yang dicari adalah Jokowi, maka kalian telah salah baca. Karena ini jelas tertulis jokuwi bukan Jokowi. Begitu juga yang sedang berbahagia karena membaca kata "semua salah jokuwi", sabaiknya diatur lagi nafas kebahagiannya karena artikel ini tidak sedang menyalahkan Jokowi. Jokuwi yang dimaksud adalah sebuah akronim yang memiliki kepanjangan ojo kuwi (jangan itu).

Sekilas memang tidak ada korelasi sama sekali pada setiap kata judul artikel ini. Ya, sekilas tak ada hubungan sama sekali antara "salah mengartikan oleh para pembaca" dengan kata "jokuwi atau ojo kuwi". Akhir-akhir ini jika terjadi suatu polemik pro dan kontra, ya cuma itu-itu saja yang disalahkan. Saya ingin berfikir diluar kebiasaan, out of the box thinking.

Saling salah-menyalahkan sepertinya sudah lumrah menjadi suatu masalah di sosial media. Saling menunjuk hidung sepertinya menjadi sebuah menjadi kebiasaan banyak orang di sosial media. Pembaca menyalahkan penulis, penulis juga menyalahkan pembaca.

"Apaan sih nulis artikel kok nyinyir begitu", ujar pembaca.

"Eh Gan kalau baca itu yang lengkap, jangan separuh-separuh jangan judul doang", ujar seorang penulis.

Kita harus menyadari bahwa banyak masyarakat yang malas membaca. Parahnya muncul era dimana masyarakat gemar membaca namun hanya membaca headline judul saja dan yang paling parah muncul para penulis yang malas membaca tapi rajin sekali menulis.

Yang harus digaris bawahi adalah yang malas membaca saja. Karena tipe gemar membaca judul saja tanpa membaca konten dan penulis yang tidak suka membaca, merupakan turunan dari kelompok yang tidak suka membaca.

Jika sudah memahami betul bahwa masyarakat malas membaca, maka yang perlu dilakukan adalah berhati-hati dalam menulis. Kalau kemudian memunculkan pro dan kontra ya terima saja, jangan malah menyalahkan pembaca yang salah mengartikan maksud dari artikel.

Biarkan peran orang-orag yang kotra berjalan alami. Orang-orang yang kontra akan berperan sangat penting dalam kemajuan artikel yang ditulis. Bukan saja membantu menyebarkan tulisan secara otomatis, tapi juga akan memperbaiki cara menulis.

Jika dinyinyirin, jangan nyinyir balik kepada para pembaca, kalau mereka salah maka jelaskan dengan berbaik hati dan berlapang dada karena tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama.

Semua artikel ini adalah catatan pribadi saya, yang saya tulis agar saya mengingat betul agar tidak cepat menyalahkan pembaca yang salah arti. Jo mung nyalahno Jokowi terus, jo mbully Jonru terus, ojo ming iso nyalahno pembaca sing salah arti tok. Jo kuwi wae sing disalahne. Terus kapan isomu instropeksi lan nyalahno awakmu dewe!?


Sumber gambar: http://www.satujam.com/suku-yang-ada-di-jawa/

2 komentar untuk "Jika Ada yang Salah Mengartikan Itu Semua Bukan Salah Pembaca Tapi Semua Salah Jokuwi"

  1. Hidup ini paling mudah menunjukan jari tengah. Kerja itu yang paling berat.
    Menyalahkan orang lain karena merasa hidupnya susah, lucu juga kalau dipikir-pikir. Judul memang berperan penting. Lihat saja media koran atau media online atau bahkan televisi, menggunakan judul yang memancing rasa amarah pembacanya. itu baru judul, isinya entah kemana arahnya. Heboh dan heboh yang biasa digunakan untuk judul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... tulisan heboh pasti mendatangkan pengunjung yang heboh juga sih mas.

      Hapus