Saya Selalu Suka Para Instafood dan Blogger Food

sumber: Twitter Meme Comic Indonesia
Saya Selalu Suka Para Instafood dan Blogger Food - Pernah suatu waktu saya mengagumi para pengrajin tanah liat. Saya kagum betapa piawai tangan pengeajin itu membentuk gumpalan tanah liat menjadi sebuah bentuk yang indah. Kemudian saya melihat para pengrajin kayu yang mampu mengukir kayu yang lebih keras dari tanah liat menjadi bentuk ukiran yang bagus. Masih belum selesai kekaguman saya melihat dua pengrajin itu, lalu saya melihat pengrajin batu. Mereka mampu mengukir dan membentuk batu yang keras menjadi sebuah patung indah. Beberapa waktu kemudian saya melihat pengrajin besi─ orang lebih mengenal dengan sebutan pande besi─ yang mampu membentuk besi yang keras menjadi bentuk-bentuk yang diinginkan.

Kekaguman itu muncul karena memang hasil karya mereka sangat indah. Seni dan kreatifitas yang tak pernah saya miliki. Kreatifitas dalam membentuk sesuatu yang awalnya tidak berbentuk menjadi bentuk yang dapat dipahami oleh nalar manusia, meskipun tak jarang berbentuk abstrak. Setiap hasil seni memang harus diapresiasi dengan sangat luar biasa. Tapi tak semua harus diapresiasi dengan hal positif, karena terkadang terdapat hasil seni yang sama sekali tidak mendidik namun malah memperbodoh kita.

Ayah saya seorang seniman, meskipun ayah sendiri atau orang lain tak akan pernah mengakui bahwa beliau adalah seniman. Ayah adalah seorang penjahit. Beliau mampu menyulap sehelai kain tak berbentuk menjadi baju atau celana megah nan trendi. Namun sepertinya darah seni itu tak mengalir ke darah turunannya─ saya. Namun hal tersebut tidak menciutkan rasa keingin tahuan saya terhadap seni fotografi.

Salah satu foto favorit saya, hasil jepretan kamera saya
Sejak kecil saya memang selalu penasaran dengan fotografi. Meski tak pernah memiliki kamera sendiri, tapi jangan sampai ada kamera tergeletak begitu saja di hadapan saya. Pasti tangan-tangan penasaran ini bergerak cepat mengambil kamera tersebut mencoba mengambil satu atau dua foto. Sampai setelah lulus kuliah, saya patungan dengan adik saya untuk membeli sebuah kamera sederhana, Fujifilm Finepix S2980. Saya sesekali jepret sana jepret sini, berjalan-jalan mencari pemandangan indah di sudut alam. Namun hasilnya hanya potretan ala kadarnya saja.

Selain berkelana jalan-jalan kesana kemari, saya juga doyan sekali mencoba makanan-makanan di tempat saya melancong, meski dengan budget pas-pasan. Saya ingin mencoba mempelajari memotret makanan yang tersaji, membuat orang yang melihat foto saya ngiler. Setelah saya coba beberapa kali, saya merasa bahwa saya gagal dalam bidang ini. Mungkinkah dari segi kamera sayang saya gunakan? Oh tentu saja tidak. Banyak sekali para instafood dan Blogger Food yang menggunakan kamera handphone bisa. Saya mengagumi hasil potretan mereka yang berhasil membuat saya ngiler. Tidak hanya fotonya yang indah, tapi terkadang mereka menyertakan ulasan terhadap makanan tersebut yang bisa mengundang orang lain untuk datang menyantap hidangan yang berhasil mereka tangkap dengan kamera mereka.

Apa sih Instafood dan Blogger Food itu? Aha saya juga bingung bagaimana cara menjelaskannya. Yang jelas itu bukan profesi yang membutuhkan pengakuan profesional. Instafood sendiri malah tidak merujuk pada seseorang (profesi), tapi merujuk pada sebuah kegiatan. Instafood merupakan kegiatan para pengguna instagram dengan mengunggah foto-foto makanan yang sedang akan dimakan atau sengaja akan direview lalu menambahkan hastag #instafood. Bukan berniat untuk memamerkan makanan apa yang sedang dimakan, hanya ingin memperlihatkan sisi lain dari seni fotografi.

Blogger Food sama dengan dengan instafood. Hanya saja blogger food merujuk pada seseorang yang membuat sebuah blog yang bertujuan untuk mereview makanan-makanan yang pernah mereka makan, tempat makan yang pernah mereka singgahi. Masih bukan berniat untuk memarkan makanan yang sedang dimakan atau tempat apa yang sedang dikunjungi, hanya ingin memperlihatkan sisi lain dari seni fotografi dan menulis.

Bukankah tulisan ini justru kontradiktif dengan cover artikel ini? Sebuah meme yang sedikit mengolok-olok orang yang suka memfoto makanan yang akan dimakan. Apakah cuma orang Indonesia yang melakukan seperti itu? Oh tentu saja tidak. Justru di luar sana banyak sekali para bule yang secara profesional memfoto makanan dan diposting di akun sosial media mereka.

Meme memang begitu, tak ubahnya dengan stand up comedy. Ada yang positif ada juga yang menyebalkan. Tetapi terlalu banyak meme yang menyebalkan. Seakan menjadi mahluk paling sempurna, meme kerap mencemooh, mengkritisi, atau menyerang tanpa ampun apa yang dianggap tidak bagus bagi mereka. Tapi jika mereka yang diserang jawaban mereka sudah dapat dipastikan "Ini kan cuma becandaan bro" atau "Ini bentuk dari seni bro". Saya mengutip tulisan teman saya dari Warung Blogger, yang akrab disapa dengan sebutan Uncle Lozz. Kebetulsan sekali dia kemarin menuliskan sesuatu bertemakan meme, Ya, Meme Itu Memang Kreatif, Tapi....
Dulur Blogger, soal bercanda tentu ada batasanya. Pun demikian dengan ungkapan Jawami’ul Kalim jika banyak tertawa itu akan mematikan hati. Banyak bercanda akan membuat sulit diri kita untuk mengontrol hati. Mematikan rasa serta kepekaan dalam hati kita tentang batas dari sebuah candaan yang telah kita buat. ─Lozzakbar, Ya, Meme Itu Memang Kreatif, Tapi....
Sekarang pertanyaan saya adalah siapa yang bisa menjamin bahwa seseorang itu sudah berdoa atau belum? Siapa yang tahu jika para fotografer itu berdoa terlebih dahulu sebelum memfoto lalu memakannya? Bukankah ibadah, termasuk do'a itu adalah privasi? Bukan sesuatu yang layak untuk dipublikasi?

Posting Komentar untuk "Saya Selalu Suka Para Instafood dan Blogger Food"