Mental Tom and Jerry

Tom and Jerry[1]
Mental Tom and Jerry - Malam itu, 14 November 2013, diadakan pengajian bersama Cak Nun dan Kyai Kanjeng dengan judul Kenduri Kebudayaan Bertajuk Refleksi Kepemimpinan Masa Depan di Politeknik Negri Malang. Acara itu dihadiri oleh Mahasiswa dari Polinema dan Jama'ah Maiyah, serta dua penyusup, yang satu adlah Mahasiswa dari Universitas Malang, dan yang lain adalah Job Hunter dari Jember. Seperti biasa, dalam membicarakan suatu masalah, suatu pesan, Cak Nun kerap berinteraksi dengan jama'ah.

"Partai A, Partai B, Partai C, Partai D, Partai E, sampai Partai Z, mereka ada dalam satu kantor, mereka berada dalam satu parlemen, mereka berada dalam satu kabinet, itu berarti mereka teman atau bukan?" tanya Cak Nun pada jama'ah. Jama'ah pun menjawab serentak "Teman..."

Cak Nun melanjutkan bertanya, "Kalau Partai A jatuh dan hancur, Partai B, C, D, dan E malah jadi senang atau sedih?", dan jama'ah menjawab sedikit ragu "Senang..."

Cak Nun kembali bertanya, "Kalau Partai B jatuh dan hancur, Partai A, C, D, dan E malah jadi senang atau sedih?", masih kebingungan jama'ah pun menjawab "Senang..."

Masih dengan bahasan yang sama, Cak Nun bertanya lagi "Kalau Partai C jatuh dan hancur, Partai A, B, D, dan E malah jadi senang atau sedih?", semakin banyak jama'ah yang ikut menjawab mantap "Senang..."

Cak Nun bertanya lagi, "Kalau Partai D jatuh dan hancur, Partai A, B, C, dan E malah jadi senang atau sedih?", semakin sedikit jama'ah yang tidak ikut menjawab dan rata-rata menjawab "Senang..."

Sekali lagi Cak Nun bertanya "Kalau Partai E jatuh dan hancur, Partai A, B, C, dan D malah jadi senang atau sedih?", semakin mantap menjawab, dan seluruh jama'ah menajawab "Senang..."

Cak Nun terdiam sebentar lalu kembali bertanya, "Loh katanya teman, tapi melihat temannya jatuh hancur kok senang? Teman seperti apa liat temannya sakit malah senang?", jama'ah pun terdiam.

Setelah itu Cak Nun pun menjelaskan panjang lebar tentang bagaimana kepemimpinan yang seharusnya. Banyak ilmu yang aku dapat, banyak tawa yang aku keluarkan, dan banyak seni yang aku lihat. Sepulang dari acara itu aku langsung merenungkan kembali apa saja ilmu yang aku dapat dan menuliskannya didalam blog ini dengan judul Polinema - Kenduri Kebudayaan Bertajuk Refleksi Kepemimpinan Masa Depan. Susah sekali mengingat-ingat acara itu, susah sekali merangkumnya dengan kata-kata yang tepat. Aku pun memejamkan mata dan merenungkan apa yang Cak Nun katakan pada percakapan diatas.

Termenung sebentar, tanpa kusadari kereta waktu menghampiriku. Ketika mataku terpejam lebih dalam, Time Keeper mengajakku menemui sang masinis waktu. Mereka mengajakku kembali ke 11 November 2013, saat dimana aku terpeleset dan terjatuh dari sepedah motor (baca ceritanya: Berada di Puncak Stress Membuatku Terdampar di Malang). Aku pun menceritakan pada salah satu temanku. Dia pun bertanya, "Jalannya licin? Atau banmu yang licin?. Aku menggeleng, karena memang setelah terjatuh aku langsung periksa TKP ternyata memang tidak licin dan tidak ada pasir disana. "Itu namanya kamu bodoh", kata temanku itu dengan sedikit tertawa. Aku pun hanya tersenyum malu (kenapa harus malu?). Time Keeper mengajakku masuk kereta waktu lagi.

Kereta berhenti di era aku sedang sibuk mengerjakan skripsi. Kala itu aku sedang melakukan kalibrasi dirumah temanku. Setelah selesai aku pun pulang tapi ditengah perjalanan hujan turun. Karena jalanan saat itu cukup sepi, aku pun memacu kendaraanku dengan kencang karena takut alat yang menjadi skripsiku basah kehujanan. Blar! Dari atas kereta waktu, aku kembali melihat tubuhku terjatuh dari sepedah motor karena terpeleset di Jalan Ahmad Yani Jember. Banyak orang yang membantuku waktu itu, aku pun diajak menepi dan berteduh bersama. Mereka menanyakanku kenapa aku terjatuh. Dengan tersipu malu aku menjawab "kepleset" (kenapa harus malu?).

Ulang Tahun Seorang Teman KKT
Kereta waktupun melaju kencang. Kali ini membawaku pada masa aku KKT (Kuliah Kerja Terpadu). Ada yang ulang tahun! Salah satu anggota kelompok KKT ada yang berulang tahun. Aku bersama teman yang lain mengerjai teman yang berulang tahun habis-habisan. Mengikatnya dipohon rambutan dan menyiramnya dengan air lalu tepung kanji ditambah telur. Kami semua tertawa bebas, lepas dan puas diatas penderitaan teman kami yang sebenarnya juga ikut tertawa. Kereta waktu semakin melaju kencang dan melaju lebih jauh lagi, ke zaman yang lebih jahiliyah lagi. Probinmaba Teknik Angkatan 2008 (lebih dikenal sebagai ospek), dimana aku turut serta sebagai panitia.

Seperti kebanyakan ospek, Mahasiswa Baru diminta untuk mengumpulkan tanda tangan kakak seniornya. Ada seorang mahasiswi meminta tanda tanganku dan temanku, yang kebetulan kami sedang berkumpul bersama. Acuh tak acuh aku menandatanganinya, tetapi temanku dia bernyanyi terlebih dahulu baru mau menandatanganinya. Kami cekikikan saat itu. Kereta waktu melaju lebih kencang lagi. Jauh lebih kencang dari sebelumnya.

Berhenti di masa kecilku. Bersama Time Keeper, aku melihat sekumpulan anak kecil sedang bermain disebuah tanah kosong. Yang kemudian aku kenali tanah lapang itu berada didekat kampungku, yang sekarang sudah menjadi rumah-rumah besar. Tiba-tiba saja ada seorang anak kecil jatuh terpeleset, lalu teman-temannya menertawakannya, anak yang terjatuh tadi hanya tersenyum dan kemudian ikut tertawa. Di hari yang lain, anak-anak itu masih bermain ditempat yang sama. Ada anak kecil lain yang jatuh terpeleset. Sekali lagi mereka menertawakan, tapi anak kecil yang terjatuh itu menangis dan pulang. Dari kejauhan mereka meneriakinya, "Nangisan! Nangisan! Nangisan! Jatuh sendiri nangisan!".

Waktu Ku Kecil
Time Keeper mengajakku pergi dari masa itu, tapi kali ini berjalan kaki menyusuri gang sempit kampungku. Kami menuju rumahku. Didalam rumah aku melihat seorang anak kecil bersama keluarganya sedang menatap lekat kearah televisi yang sedang menampilkan adegan seekor kucing sedang memukuli tikus. Keluarganya yang lain tertawa, tapi anak kecil itu aku lihat kadang tertawa, kadang cuma diam mlongo (cengo). Aku lihat lagi anak kecil itu, bukankah itu anak kecil yang terjatuh dan ditertawakan teman-temannya lalu tersenyum dan ikut tertawa? Ternyata anak kecil itu adalah aku dimasa kecilku. Sedang menonton kartun Tom and Jerry. Time Keeper mengajakku kembali ke kereta waktu. Dan mengembalikanku ke masa dimana aku termenung setelah pulang dari acara Kenduri Kebudayaan bersama Cak Nun. Renunganku pun hampir mencapai sebuah kesimpulan. Terlepas dari semua bahasan yang dibahas Cak Nun waktu itu tentang kepemimpinan, aku pun teringat kata-kata Cak Nun,

"Loh katanya teman, tapi melihat temannya jatuh hancur kok senang? Teman seperti apa liat temannya sakit malah senang?"
Aku mencoba berfikir lebih keras lagi, lebih kritis lagi. Kenapa orang yang terjatuh sendiri di keramaian dia merasa malu? Kenapa saat melihat orang terjatuh sendiri terasa lucu? Apakah ini dampak dari televisi yang akhir-akhir ini menayangkan guyonan dengan saling pukul dengan sterofoam atau saling memaki tanpa moral itu? Ah tidak, ini sudah berlangsung cukup lama. Siapakah yang mengajari anak-anak kecil itu menertawakan temannya yang sedang terjatuh? Yang pasti bukan orang tuanya. Apakah ini sebuah budaya?

Bukan! Ini bukan budaya Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sopan. Aku teringat adegan tikus dan kucing yang saling pukul dan berhasil membuat penontonya tertawa itu. Meskipun didunia nyata mereka memang musuh abadi, tapi apakah pantas acara saling menyakiti ini menjadi sebuah bahan guyonan? Memang masih banyak lagi acara televisi zaman dulu yang bertema seperti ini. Tapi itu acara-acara luar negri yang lebih dikenal dengan film-film bisunya. Para aktor atau aktris pura-pura terjatuh hanya agar penontonnya tertawa. Tapi acara tikus dan kucing itu yang paling terkenal, karena acara itu adalah acara yang diperuntukkan untuk anak-anak.

Menurut wikipedia, Tom and Jerry adalah sebuah serial animasi Amerika Serikat hasil produksi MGM yang bercerita tentang seekor kucing (Tom) dan seekor tikus (Jerry) yang selalu bertengkar. Kedua karakter ini memiliki kecenderungan untuk bersikap sadis; artinya mereka berdua sangat senang untuk menyiksa satu dengan yang lain. Serial animasi ini mulai diproduksi di tahun 1940 dan berhasil membuat penontonnya selalu tertawa[2]. Dapat disimpulkan bahwa budaya barat yang membuatku tertawa saat melihat orang lain terjatuh sendiri dan merasa malu saat terjatuh sendiri (takut ditertawakan).

Akupun sedikit demi sedikit mulai berubah, aku tak ingin memiliki mental seperti itu. Tertawa atau malu saat sedang jatuh. Akhir-akhir ini aku sering menyebut orang-orang yang tertawa saat melihat orang lain terjatuh sendiri dan merasa malu saat terjatuh sendiri (takut ditertawakan) adalah orang yang bermental Tom and Jerry. Begitupun Acara Televisi yang menampilkan guyonan-guyonan dengan cara saling pukul menggunakan sterofoam, saling dorong sampai jatuh ke tumpukkan sterofoam, atau bahkan sekedar pura-pura jatuh hanya untuk mengajak penonton tertawa adalah acara yang bermental Tom and Jerry.


Sumber Referensi:
[1]Gambar Tom and Jerry: mobilewallpapers1.blogspot.com/2012/07/tom-and-jerry_142.html
[2]Tom and Jerry: id.wikipedia.org/wiki/Tom_and_Jerry
Note: Time Keeper terinspirasi dari Film In Time


16 komentar untuk "Mental Tom and Jerry"

  1. maasa senang klo ada temen lain jatuh atau punya problem teman teman malah membiarkan saja ini mah tidak beres atau memiliki penyakit hati yang fatal dan harus di sembuhkan he..he..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini bukan masalah jatuh karena problem, tapi jatuh yang benar-benar jatuh. Tergelincir atau terpeleset.

      Hapus
  2. iya ya, kenapa ketika ada teman yang tergelincir malah ditertawakan, bukannya di bantu? humm.. ada yang salah dengan diri kita... >.<

    trims buat artikelnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ternyata bukan saya saja yang melakukan hal seperti itu ya? :D

      Hapus
  3. di tivi kita juga tiap hari isinya begituan broh
    hehehehe
    g cuma di tom n jerry kok
    heheh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sepertinya gak dibaca lengkap nih sama si bro Rezky :D

      Hapus
  4. Bener banget. Tom and jerry itu semacam film yang memakai sebuah konsep humor yang menggunakan unsur kebodohan. Udah banyak kok seorang filsuf yang memandang negatif tentang humor ini. Tapi, apa daya, sepertinya manusia di planet bumi lebih suka dengan acara yang seperti ini. Termasuk gue pas masih kecil. Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gue waktu kecil kebanyakan cengohnya liat acara ini hahahha

      Hapus
  5. itulah anehnya dunia yang semakin abstruk. haha

    BalasHapus
  6. Aseli postingannya keren banget. Kata2nya dalem, time keeper.
    keren nih kalo dijadiin film pendek :))

    BalasHapus
  7. waaah aku suka tom nd jerry, jadi kurang setuju kalau acara kayak gitu disama2en huweee....
    oya, follow blogku ya, ada review tentang buku kroyokanku hehe, dibaca ya, kalo suka silahkan baca ^^

    BalasHapus