Andai Aku Mati Esok Hari

Seikat Pocong Galau - Film Poconggg Juga Pocong
Pasti tau kan sebuah film yang covernya ku pajang diatas? Film komedi-romantis yang menceritakan seikat pocong yang galau karena meninggal saat nembak gebetannya. Diceritakan bahwa Poconggg yang diperankan oleh Ajun Perwira, nggak seperti pocong-pocong lainnya. Sebagai pocong pendatang baru, Poconggg dianggap sebagai pocong cupu karena penakut dan yang paling memalukan Poconggg merupakan satu-satunya pocong yang nggak bisa menakuti-takuti manusia. Untungnya, Poconggg nggak sendirian, ada Kunti yang senantiasa membantunya ketika ia sedang diusili pocong yang lain atau sedang galau karena Sheila. Sheila, perempuan yang paling Poconggg sayang. Sayangnya, hubungan pertemanan yang akhirnya berkembang menjadi rasa suka itu, harus berakhir tragis. Poconggg berupaya menyampaikannya, tetapi dunia yang berbeda membuat segalanya semakin rumit. Sheila sendiri masih sering menulis curhatannya di account YM milik Dimas alias Poconggg. Di akhir cerita, atas bantuan Kunti, akhirnya Poconggg berhasil mengungkapkan perasaannya dengan cara membalas chat Sheila di YM.


Aku jadi teringat sebuah lagu yang saat itu, sekitar tahun 2004, aku dengar disebuah radio. Lagu yang termasuk top hits saat itu, bercerita tentang kegalauan seorang kuntilanak. Liriknya lucu menggelitik, jauh dari kesan seram kuntilanak selama ini. "Malam sunyi kusendiri, duduk sepi di atas pohon. Kubiarkan rambutku terurai. Tanpa kaki, kelelawar, anjing dan bulan purnama. Kumenanti kekasihku, yang belum mati... Kapan mati kekasihku, kumenanti kau di sini. Ayo mati bunuh diri, agar kita jumpa lagi. Seperti dulu.", kurang lebih seperti itu lirik sebuah lagu yang dipopulerkan oleh The Panas Dalam yang berjudul Rintihan Kuntilanak. Belum tau lagunya? Coba deh dengerin lagu berikut ini.


Akhir-akhir ini, dihari ke-40 kakekku meninggal, aku jadi lebih sering memikirkan tentang kematian. Andai aku mati esok hari. Setiap aku memikirkan tentang kematian, selalu saja ada orang terdekatku yang meninggal dalam waktu dekat, selalu. Pemikiran itu bukannya tak berdasar, berawal dari sebuah mimpi, terbangun dan terbayang-bayang sampai akhirnya terpikir berat. Bayangan yang kulihat tak pernah jelas, abstrak. Setelah melihat jenazah, barulah aku sadar, "Ah aku pernah melihat bayangan ini beberapa waktu lalu". Jadi aku tak pernah mengetahui secara jelas siapa yang akan meninggal selanjutnya. Kali ini aku tak membayangkan siapapun, tak memimpikan siapapun, malah kepikiran soal "Andai aku mati esok hari".

Meruntut sejarah panjang keluarga besarku sejak Mbah Buyut dari ayah dan ibu, sampai ke saudara-saudara kakek dan nenek dari keluarga ayah dan ibu. Yang meninggal pertama adalah dari pihak laki-laki terlebih dahulu. Lalu bagaimana jika aku mati esok hari? Aku tak akan membicarakan pahala dan dosa disini, tak akan membicarakan agama dan moral disini. Jika aku mati esok, bagaimana kehidupan keluargaku, temanku, dan sahabatku? Apakah ada perubahan? Apakah ada teladan yang bisa kutinggalkan? Bukankah harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, dan manusia mati meninggalkan nama? Bagaimana dengan para penggemarku, para penikmat tulisan diblog ini (memangnya ada? oke yang satu ini diskip saja)? Bagaimana dengan blog ini?

Kemudian aku mulai bertanya-tanya lagi, bagaimanakah kehidupanku setelah mati? Memang tak ada kehidupan setelah mati, tapi bukankah ruhku selalu hidup disana? Bagaimana keseharian ruhku itu? Apakah hanya tiduran saja dikuburan sambil merasakan sakitnya digerogoti cacing dan belatung sampai Malaikat Isrofil meniupkan sangkakala? Apakah ruhku bermain-main dan berjalan-jalan di alam baka sana, saling sapa dengan ruh lain? Atau malah mendapat siksa kubur? Atau sesekali bisa berjalan-jalan menengok sebentar keluargaku yang tak bisa melihatku lagi? Andai memang bisa berjalan-jalan, kenapa aku nggak traveling aja ke Beijing, Berlin, Bangkok, dan Moskow seperti impianku selama ini? Pasti seru, aku bisa naik bus atau pesawat dengan gratis, tak ada yang melihatku. Aku pun sudah tak akan merasa lapar lagi. Semakin diceritakn semakin penasaran saja. Tapi bukannya aku pengen segera merasakan mati, aku masih belum KAWIN! Jadi aku belum tau jawabannya, aku belum mati. Ada yang tau jawabannya? Has anyone ever died here?

Di tahun 2002 lalu aku mengenal seorang teman. Dia pintar, apa lagi dibidang matematika, dia jagoannya. Orangnya juga supel, baik, humble, sehingga temannya banyak sekali. Tahun 2011 kemarin, merupakan tahun terakhirnya. Dia meninggal. Banyak sekali ucapan bela sungkawa di account Facebooknya, dari yang sekedar mengucapkan bela sungkawa, sampai mengungkapkan rasa rindu yang mendalam. Bahkan sampai setiap hari ulang tahunnya pun masih banyak yang mengucapkan kata "Selamat ulang tahun, semoga tenang di alam sana, aku merindukanmu". Aku tak pernah ikut-ikutan melakukan hal semacam itu. Saat itu aku cuma berpikir, "Apa yang diharapkan orang-orang itu? Memangnya temanku itu bisa menjawabnya? Bagaimana seandainya temanku memang bisa menjawabnya? Apa reaksi mereka?"

Dari sini munculah ide isengku. Andai aku memang mati esok hari, andai aku tau esok aku akan mati, aku akan segera memberitahukan hal tersebut kepada adikku dan kerabat dekatku. Aku akan memberi semacam surat wasiat kepada mereka yang berisi semua account media sosialku, Facebook, Twitter, Google+, dan lain-lain. Ketika nanti ada banyak sekali ucapan bela sungkawa yang mengalir, aku akan berpesan kepada pemegang wasiat agar membalas semua ucapan itu. Dan kelak setiap ulang tahunku ada yang mengucapkan selamat ulang tahun ataupun rasa rindu. Aku akan berpesan kepada pemegang wasiat agar membalasnya dengan kata-kata, "Alhamdulillah aku disini baik-baik saja, apa kabar kalian disana? Kapan kalian menyusulku kisini? Jangan buru-buru, aku nggak kesepian kok. Aku ditemani beberapa malaikat disini. Salah satunya kepo menanyakan apa saja yang pernah kulalui bersama kalian, dan yang lain memukulku kejam atas apa yang pernah aku lakukan. Jalani hidup kalian dengan baik ya dan cintailah hidup sebaik mungkin". Entah apa reaksi mereka nanti, yang jelas aku ingin melakukan keisengan sebelum mati.




Sumber cover Poconggg Juga Pocong: www.pustakasekolah.com

32 komentar untuk "Andai Aku Mati Esok Hari"

  1. Ide cemerlang Mas..
    Baiknya jangan di kasih tahu dulu, biar suprise gitu.. hehe..

    Benar, kematian selalu menjdi misteri sekaligus nasehat yang terbaik.
    semoga kita bisa mengakhiri kehidupan di dunia ini dengan kesan terbaik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha itu kan andai saya tau kapan saya mati mas, tapi siapa yang tau? :D

      Hapus
  2. saya lihat gambar kucingnya saja ya mas?

    BalasHapus
  3. Sy fans tulisan di blog smpyn mas, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wooo beneran? Yakin? Pasti bohong... :D
      *tebar-tebar bunga selamat datang fans*

      Hapus
    2. hahaha, kan udah ta bilangin mas, kalo lagi senggang saya suka baca tulisan smpyn. banyak tulisan smpyn yang nggak jarang kita pikirkan tapi ketika diulas, baru diingetin lagi, hehe :D

      Hapus
    3. ikut promosi blog mas, hehe..
      http://dhezdhezkawaii.blogspot.com/ :D

      Hapus
    4. Hmm... tak taruh di blogroll aja ya desti :)
      Jangan lupa taruh diblogrollmu juga :D

      Hapus
  4. Mencerahkan sekali ide tulisannya. Mengangkat sisi lain dari yang namanya Misteri yang satu ini. Sungguh banyak yang bisa saya petik di sini. Semoga kita semuanya bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin di dunia ini , dan beramal sebanyak banyaknya, Semoga ALLAH SWT Memberkahi usia kita semuanya menjadi BERKAH . Aminnnnnnnnnnnnnnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... semoga bermanfaat dan berkah ya...
      Aamiiin...

      Hapus
    2. setuju dengan kang asep...hiyah yah kang....ngga percuma deh pake nama imsinyur pikun...;o)

      Hapus
    3. Ahahaha saya menulis hikmah kematian secara tersirat.

      Hapus
  5. waduh pembahasannya kemana-mana nih, awalnya tentang film poconggg juga pocong trus tentang lagu rintihan kuntilanak dan terakhir baru topic utamanya:D, keren nih gue menikmati bacanya,

    eh iya sekarangkan dah ada banyak aplikasi yang bisa terus update akun jejaring social kita fb,twitter dll jadi akan update trus walau orangnya udah mati:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak kemana-mana kok, tetep di blog ini aja bahasnya hahahah
      Wah asik ya ada aplikasi seperti itu.

      Hapus
  6. Jadi kepikiran juga andai ada widget countdown tanggal kematian kita. Asyik kayanya, soalnyua tiap hari jadi semangat buat live the live to the fullest.
    Ah itu lagu The Pandal jadul emang ciamik.

    BalasHapus
  7. masih belom kawin juga aq bro
    hahahahaha
    pasti yang ini diinget mulu ya
    hahahaha

    BalasHapus
  8. kenapa harus diwasiatin oom password akun2 socmednya? kan dari alam sono juga bukannya bisa onlen?
    hwekekekeke :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahaha bisa heboh ntar kalau bisa onlen di alam sono hhahaha

      Hapus
  9. akh, kematian kematian selalu bikin merinding.
    cara pembahasannya unik bang, nggak monoton.

    BalasHapus
  10. membahas hal semacam ini nggak bakal ada habisnya, yg jelas hiduplah dengan baik seakan akan hidup selamanya, dan beribadah/berperilaku baik lah seakan akan mati esok hari. CMIIW

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aha... Bener sekali mbak Wulan... Itu yang aku bahas di artikel ini... tapi nggak aku tulis secara gamblang. Cuma tersirat aja :D

      Hapus
  11. nice post. gue juga sering mikirin yang kayak begituan, serem, kak :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mati itu hal yang pasti jadi gak perlu diserem-seremin. Kalo setan baru serem @_@

      Hapus
  12. ngomongin soal kematian, kadang bikin kita sadar ya? biarpun cuman sejenak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sadar? Emang abis pingsan bro? Hahahaha
      yang sejenak itu sadarnya apa hidupnya? :D

      Hapus
  13. innalillahiwainnalillahirojiun untuk 40 hari kakeknya.

    itulah hikmah kematian bagi yang hidup, moga jadi bekal dalam setiap langkah kita kedepan yey.

    BalasHapus