Trip Galau di Jogja
Jumat, 11 Oktober 2013
2 Komentar
![]() |
Selamat Ulang Tahun ke-257 Jogjakarta |
Senin pagi, 7 Oktober 2013, setelah bangun tidur kegalauan pertama terjadi. Aku teringan kalo masuk peron stasiun kereta api harus menunjukkan tiket+kartu identitas (KTP/SIM) sementara dompet ayah ntah dimana sekarang ini. Aku mengutarakan kegalauanku itu pada ayah, beliau ikut-ikutan galau pada akhirnya. Untungnya aku membawa Kartu Keluarga (KK) asli keluarga kami untuk keperluan mecari pekerjaan. Lalu saat itu juga kami langsung berinisiatif untuk menuju stasiun Lempuyangan menanyakan apakah ayah bisa masuk KA atau tidak, karena kartu identitas ayah tidak ada. Ternyata boleh, dan kami langsung kembali kerumah untuk siap-siap.
Jam 8.00 kami kembali ke Stasiun Lempuyangan dan sampai sana jam 8.30. Memantapkan rencanaku untuk pulang hari Selasa dan langsung mengambil antrian untuk membeli tiket pulang. Aku kecewa pada Stasiun Lempuyangan yang sistemnya saja bagus tapi eksekusinya buruk. Sistem antriannya rapi seperti di bank pakai nomor antrian, tapi lambat sekali. Bayangkan saja sejak aku pertama kali mengantar ayah ke stasiun nomor antrian masih 50an dan aku dapat nomor 98, tapi baru dapat tiket jam 10.00. Selama menunggu aku mulai galau lagi. Coba-coba baca link yang aku berikan ke adik tentang HUT Jogja ke-257, ternyata selama ini aku salah baca. Terbaca: "puncak acara tanggal 10", ternyata puncak acara adalah tanggal 7 Oktober 2013 (hari itu).
Puncak acara sendiri akan berlangsung pada 7 Oktober 2013 yang akan menggelar pawai budaya dan pisowanan agung pukul 14.00 sampai 17.30 WIB dari Taman Parkir Ngabean sampai ke Alun-alun Utara. (sumber: kompas.com)Galauku meradang. Pasalnya rencana hari itu aku ingin ke Candi Prambanan, Candi Borobudur, Tamansari, Pantai Parangtritis. Kalau ditambah dengan nonton pawai budaya dan pisowanan agung di Alun-alun Utara, gak mungkin satu hari itu bisa selesai semua. Pengen rasanya aku geser jadwal pulangku satu hari. Tapi bagaimana dengan keadaan di rumah? Bagaimana dengan surat-surat ayah yang hilang? Pertempuran dalam hatiku tak kunjung mereda, sampai perutku sakit. Aku pun ke toilet. Ah damn! Lagi asik-asiknya ditoilet aku dengar ada pawai lewat depan stasiun Lempuyangan. Cuma bisa liat sisa-sisanya doang. Oh ya, FYI: Watku HUT ke-257 hari Senin, 7 Oktober 2013, siswa-siswa dari TK sampai SMA dan pegawai negri diwajibkan untuk menggunakan baju adat (kebaya).
![]() |
Pawai di Depan Stasiun Lempuyangan |
Peta Area Candi Prambanan |
![]() |
Komplek Candi Roro Jonggrang - Candi Prambanan |
![]() |
Candi Siwa |
![]() |
Harus Memakai Sarung |
![]() |
Memasuki Candi Siwa Harus Memakai Helm |
![]() |
Berfoto Dengan Backpacker Dari Korea |
Komplek Candi Sewu - Candi Prambanan |
![]() |
Foto Sendirian di Candi Sewu |
Candi Sewu, yang merupakan candi Buddha, dibangun oleh Sri Maharaja Rakai Panangkaran, raja ketiga kerajaan Mataram Kuno. Sebagai seorang Buddha, iajuga membangun Candi Borobudur, Candi Kalasan, dan Candi Plaosan. Informasi tentang kapan candi ini dibangun dapat diketahui dari Prasasti Manjurigrha yang ditemukan tahun 1960. Prasasti yang ditemukan di dekat Candi Pewara nomor 202 ini menjelaskan tentang perayaan Prasada, Wajrasana Manjusrigrha pada tahun 714 Saka atau 792 Masehi. Candi Sewu selesai ketika Rakai Panangkaran sudah wafat sehingga ia tidak dapat menikmati keagungan Candi Sewu. Marjusrigrha berarti rumah Manjusri yang merupakan salah satu dari Bodhisattya yang memiliki posisi tertinggi dalam sakte Buddha Mahayana. Komplek Candi Sewu teridiri dari 249 candi, yaitu 1 candi induk, 4 pasang candi Apit, dan 240 candi Perwara. Candi induk berada di tengah dan dikelilingi candi Apit dan candi Perwara. Selain itu juga terdapat 4 pasang patung Dwarapala yang berada di keempat sisi pintu masuk halaman kedua. Pada kaki candi terdapat ornamen hias Pumakalasa atau vas bunga. Patung singa terdapat pada setiap sudut di antara struktur kaki candi dan tangga. Pada pipi tangga dihiasi Makara, Yaksa, Kalpawaksa, dan Snakha. dan Snakha.
![]() |
Kijang Totol di Kawasan Candi Prambanan |
![]() |
Pasar Buku Soping |
![]() |
Malioboro |
![]() |
Monumen 11 Maret |
![]() |
Karnaval HUT Jogja ke-257 |
![]() |
Karnaval HUT Jogja ke-257 |
![]() |
Karnaval HUT Jogja ke-257 |
![]() |
Layang-layang Ikan Paus |
![]() |
Usaha Menerbangkan si Ikan Paus |
![]() |
Ikan Paus Mengudara |
![]() |
Layang-layang Manuver |
![]() |
Persiapan Layang-layang Naga |
![]() |
Persiapan Layang-layang Naga |
![]() |
Persiapan Menerbangkan Layang-layang Naga |
![]() |
Usaha Menerbangkan Layang-layang Naga - Pertama |
![]() |
Naga Berhasil Mengudara, Tapi Turun Lagi |
![]() |
Usaha Menerbangkan Layang-layang Naga - Kedua |
![]() |
Naga Terbang diBantu Layang-layang lain |
![]() |
Naga Terbang diBantu Layang-layang lain |
![]() |
Anak Gadis Ikut Mengendalikan Layang-Layang |
![]() |
Es Goreng |
![]() |
Prajurit Patang-Puluhan |
![]() |
Peserta Karnaval |
![]() |
Peserta Karnaval |
![]() |
Peserta Karnaval |
![]() |
Masjid Keraton |
![]() |
Masjid Keraton |
Stasiun Lempuyangan |
Anak Kecil di Kereta |
Baca kisahku sebelumnya: Trip Nestapa Menuju Jogja dan Tak Selamanya Kolusi Itu Enak.
Lirik Lagu Jogja Istimewa: Jogja Jogja tetap istimewa. Istimewa negerinya istimewa orangnya. Jogja Jogja tetap istimewa. Jogja istimewa untuk Indonesia. Rungokno iki GATRA seko Ngayogyakarta. Negeri paling penak rasane koyo swargo. Ora peduli dunyo dadi neroko. Ning kene tansah edi peni lan mardiko. Tanah lahirkan tahta, TAHTA UNTUK RAKYAT. Di mana rajanya bersemi di Kalbu rakyat. Demikianlah singgasana bermartabat. Berdiri kokoh untuk mengayomi rakyat. Memayu hayuning bawono. Seko jaman perjuangan nganti merdeko. Jogja istimewa bukan hanya daerahnya. Tapi juga karena orang-orangnya. Tambur wis ditabuh, suling wis muni. Holopis kuntul baris ayo dadi siji. Bareng poro prajurit lan senopati. MUKTI utowo mati manunggal kawulo gusti. Menyerang tanpa pasukan. Menang tanpa merendahkan. Kesaktian tanpa ajian. Kekayaan tanpa kemewahan. Tenang bagai ombak gemuruh laksana merapi. Tradisi hidup di tengah modernisasi. Rakyatnya njajah deso milang kori. Nyebarake seni lan budhi pekerti. Elingo kabare Sri Sultan Hamengku Buwono Kaping IX. Sakduwur-duwure sinau kudune dhewe tetep wong jowo. Diumpamake kacang kang ora ninggalke lanjaran marang bumi sing nglairake dewe tansah kelingan. Ing ngarso sung tulodo. Ing madya mangun karso. Tut wuri handayani. Holopis kuntul baris ayo dadi siji. Sepi ing pamrih rame ing nggawe. Sejarah ning kene wis mbuktikake.
Jogja istimewa bukan hanya tuk dirinya.
Jogja istimewa untuk Indonesia.
Menarik sekali Mas cerita edisi berkeliling yogyakarta... Mas boleh kasih saran seumpama sampeyan klu ke Yogyakarta ataupun destinasi lain,,, ceritakan juga keseruan mengenai kuliner yang Mas pernah makan dan juga kendaraan apa yg harus ditempuh untuk ke wisata tersebut bersamaan dana dibutuhkan... oh ya Mas request cerita2 misteri yg pernah dialami
BalasHapusmaternuwon sebelumnya nambah wawasan
Masalahnya Lih... kalo ngetrip aku jarang berkuliner ria. Berhemat-hemat pokoknya... Setiap trip aku pasti berkendara sepedah motor hahahaha, itu juga selalu aku ceritakan kok. Kalo misteri... Alhamdulillah belum ngalamin.
Hapus