Pernikahan Impian

Dekorasi Impian
Sebelumnya aku mau ucapin SELAMAT ULTANG TAHUN KE-22 VERA, semoga dapat semua yang diinginkan dan apa yang ditargetkan serta dapat semua yang baik-baik. Semoga gak telat ya ngasih ucapannya. Post ini selain ikutan Give Away dari Vera Astanti, tapi ini sekaligus do'a dan rencana impianku. Give Away yang diadakan dalam rangka syukuran ulang tahun Vera ke-22 ini bertemakan tentang pernikahan. Aku sendiri belum nikah, padahal sudah banyak temanku yang menikah. Jangankan menikah, pasangan saja gak punya hehehehe... Wah sepertinya nasib kita sama ya, bagaimana kalau... Ah ngarep! Hahahaha kerja dulu woi! Baru mikir pacar lalu menikah :D


Sombong Amat Yak Masukin Dompet
(A): Masukin amplop berapa jeung? | (B): Nggak tau nih jeung, lagi gak ada duit, mana sekarang si Musing lagi nikah lagi, eh maksudnya musim nikah jeung. | (C): Iya nih jeung lagi pada nikah, besok anak si jeung (H) nikah, pada dateng nggak? | (D): Nggak tau jeung, lagi banyak pengeluaran bulan ini, ditambah lagi ada banyak nikahan disana sini, sepertinya gak datang deh ke nikahan anak jeung (H). | (B): Oh... Eh iya jeung (A), acara nikahan jeung (A) kemarin mewah, meriah gitu loh, habis berapa itu? | (A): Ah jeung, emang banyak sebetulnya habisnya, itu pakai utang sana-sini loh, tapi pas buka-buka isi amplopan jadinya malah bisa bayar utang lebih malah jeung. Jadi kalo mau ngadain nikahan anak gak usah takut masalah uang, pasti kembali jeung. Rezeki gak kemana. | (B), (C), (D) (barengan): Ohh...
Percakapan diatas sebenarnya merupakan percakapan beberapa mahasiswa yang direkondisikan ala dunia pergosipan emak-emak dan hanya fiksi belaka, jika terdapat persamaan nama karakter, setting, keadaan, cerita, dan latar belakang itu hanya kebetulan semata.

Sebenarnya dari kemarin udah kepikiran buat gak ikutan karena tema yang sebenarnya gak kumengerti ini. Kata Vera sih, gak perlu udah nikah buat ikutan Give Away ini, bagi yang belum nikah bisa menuliskan definisi pernikahan menurut kita sendiri. Tapi masalahnya adalah masih belum kepikiran apa definisinya, tapi bukan berarti belum kepikiran buat nikah sih. Definisi nikah secara global ya menyatukan 2 insan manusia yang merupakan kewajiban bagi setiap manusia untuk melengkapi ½ dari perjalanan hidupnya (bener gak sih seperti itu? CMIIW). Tapi itu kan definisi secara glogbal, lalu apa definisi menurutku sendiri? I don't know...

Mikir-mikir soal definisi yang bikin mumet, tiba-tiba kepikir kalo aku kan punya rencana acara pernikahanku dimasa depan. Kali aja ada anak gadis yang punya visi yang sama sepertiku dan mau menerima proposal nikahku. Loh!?.
  1. Gak ada amplop di gerbang masuk.
    Coba cermati percakapan diatas. Terkadang ada saja orang yang enggan datang ke acara nikahan bukan karena dia gak ada waktu, tapi karena malu gak bawa amplop saat acara pernikahan itu. Berangkat dari itu, keinginanku adalah gak ada tempat amplop di depan pintu gerbang. Datang ya datang saja bebas tanpa bawa apa-apa cukup membawa senyum dan do'a. Hal ini terinspirasi dari nasehat seorang guruku waktu SMA (melalui adikku), "Kalau memang niat buat sebuah acara, buat apa minta sumbangan?". Hal senada juga diucapkan Ivan Gunawan saat diwawancarai perihal sponsor pembuatan baju pernikahan Ayu Ting-Ting. Dia mengatakan, "Ayu gak pakai sponsor-sponsoran. Ini acara pernikahan, buat apa pakai sponsor? Kalau gak mampu nikah ya jangan nikah gak usah pakai nyari sponsor. Nikah kan lambang kehidupan masa depan.".
  2. Ada banyak kursi diacara resepsi pernikahan.
    Pengalamanku menghadiri beberapa acara resepsi pernikahan adalah kurang kursi! Jadi para tamu makan dan minum sambil berdiri. Ini bukan salah tamu, tapi salah tuan rumah sebenarnya, karena tidak menyediakan kursi. Ada banyak juga jauh dari tempat makan, jadi tamunya males, abis ambil makan langsung makan aja sambil beridiri. Jadi selain ada banyak kursi, letaknya juga diperhatikan, tapi jika udah mentok karena keterbatasan tempat, sebaiknya ditambahi petugas untuk mengarahkan tamu untuk duduk dikursi yang sudah disediakan saat makan.
  3. Gak ada janur dalam dekorasi.
    Janur kuning yang selama ini menjadi tradisi pernikahan, ternyata itu merupakan adat dan tradisi upacara keagamaan dari agama lain (non Islam).
  4. Bebas tapi beradat.
    Kedua mempelai dan keluarga tetap didandanin secara adat, tapi bebas. Biasanya mempelai cuma duduk-duduk saja dipelaminan, jika ada tamu baru berdiri (cuma beridiri gak kemana-mana). Impianku adalah mempelai bisa berjalan kemana-mana. Bisa ikut nimbrung sama tamu-tamu yang ada. Berbagi senyum dan tawa, ramah dan menyapa.
  5. Jadwal yang dipadatkan.
    Sedikit mencontoh Royal Wedding Keraton Jogjakarta kemarin sih. Tapi menurutku acara diadakan hari minggu. Sejak setelah Subuh, mempelai wanita dan semua pihak yang harus dan akan didandani untuk acara pernikahan sudah mulai didandani. Jam 7.30 dilakukan akad nikah. Meskipun mempelai wania masih didandani itu tak apa, toh syarat akad nikah itu kan mempelai pria, ayah dari mempelai wanita, saksi. Akad nikah merupakan pembuka acara dalam rangkaian acara walimatul urus. Biasanya sih acara seperti itu butuh waktu 90 menit jadi jam 9.00 perkiraanku sudah selesai. Jadi jam 11 sudah bisa langsung dimulai acara resepsi pernikahan.
  6. Hiburan sesuai seleraku.
    Kalau ada uang berlebih, pengennya sih ada hiburan waktu acara resepsi pernikahan. Biasanya dan kebanyakan hiburan yang diadakan adalah dangdut. Tapi pada acaraku nanti, aku pengen menyewa band bergenre jazz dengan menyanyikan lagu campur sari (namanya campur berarti menu lagunya adalah campuran dari lagu jawa atau indonesia atau inggris).
  7. Waktu yang tepat mengadakan acara pernikahan adalah hari libur nasional atau musim liburan.
    Bukan hasil perhitungan ini itu. Kalau waktu liburan kan enak, pasti banyak keluarga dan kerabat yang bisa hadir.
  8. Kalo semua itu gak bisa aku lakuin, ya udah nikah cuma akad nikah dan walimahan saja tanpa ada resepsi pernikahan. Toh gak ada tuntunan buat ngadain resepsi pernikahan bukan?
Yah seperti itulah acara impianku. Semoga bisa segera terwujud hehehehe...

4 komentar untuk "Pernikahan Impian"

  1. halo, aku mapir nih :D

    Amin, terima ksih ya. Nggak kok, belom telt juga ;)


    Wah, proposal hidupnya pnjang mat. Keren-keren. Soal kotak di depan itu tradisi ya. Tetapi di tempatku jarang. Kalau ibu-ibunya sih bw bers dll. Sistemnya ya kayak giliran gitu :D
    nanti deh dibikin postingan tersendiri :D

    masalah kursi juga, di tempatku tamunya gantian, jadi kayaknya nggak pernah kekurangan kursi. hohoho

    langsung yang ke masalah hari. aku juga belom paham soal ini, tetapi emang sih selalu mencari 'hari yang tepat' bahkan tiron laki-dan perempuan juga dihutung.

    Ribet yak? :P
    setuju sama poin 8 :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau bawa beras itu juga... terus waktu resepsi pernikahannya juga bawa-bawa gitu... Kalo masalah itung-itungan hari... ah semua hari bagus kok :D

      Hapus
    2. ahaha iya bagus... tapi cari yang pas aja. pas dihati :v

      Hapus
    3. Seperti tanggal cantik gitu ya? Hhahahahah... tapi kasian ntar kalo saudaranya gak bisa datang gara-gara bukan hari libir hehehehe

      Hapus