Hati Manusia Serpeti Ladang Tambang

Udachnaya Diamond Mine, Russia
sumber gambar: unikanehdidunia.blogspot.com

Sedikit terinspirasi dari kata-kata banyak orang "kenapa sih kok susah ngelupain si'dia' itu?" (and of course not me). Tulisan ini banyak terinspirasi dari tulisan seorang temanku, teman yang sempat singgah dalam hatiku dan menemani hatiku beberapa waktu lalu (dan tulisan itu dia tulis jauh sebelum mengenalku).

Tiap kasih punya posisi, saat kasih itu hilang dia jadi lubang yang gak akan bisa diisi orang lain, so semakin banyak rasa yang datang lalu putus... CKRES CKRES CKRES! semakin banyak lubang.
Ya begitulah hidup, ada yang datang ada yang pergi karena tak ada yang abadi dalam hidup ini. Dan bagiku hati manusia itu seperti ladang tambang yang dipenuhi lubang-lubang yang sulit ditutup, bukan, bukan sulit tapi tak mungkin untuk ditutup bahkan diisi dengan orang lain pun.

Seperti yang kita ketahui dalam bumi ini terkandung banyak bahan mineral yang dibutuhkan manusia. Tidak hanya untuk dikonsumsi, tapi untuk keperluan pembuatan barang-barang yang berguna maupun barang-barang yang bersifat mewah atau perhiasan. Menurut sumber dari Om Wikipedia yang ku baca, dengan ilmu geologi tambang, kita dapat menemukan sumber pertambangan. Geologi tambang adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan (eksplorasi) bahan galian (mineral) dipermukaan (tambang terbuka) atau dibawah tanah. Ilmu yang memproduksi bahan galian (mineral) disebut teknik pertambangan. Umumnya mineral yang diproduksi dapat diambil langsung dengan pengayakan atau proses lebih lanjut seperti emas, batubara, perak dan intan.

Pertambangan sumber mineral tersebut adalah dengan mengali tanah hingga mendapat bahan mineral yang dicari. Penggalian tidak hanya satu atau dua meter saja bahkan bisa sampai ber-kilometer-kilometer kedalam tanah. Saat eksplorasi menemukan bahan galian (mineral), sang penambang pasti memiliki keuntungan yang besar. Pertambangan bukan tidak memiliki batas sumber mineral, terdapat batasan-batasan jumlah mineral dalam suatu tambang. Jika habis, maka sang penambang akan mencari ladang tambangnya yang baru dan meninggalkan lubang pada bumi. Semakin cepat eksplorasi, semakin agresif ekspolrasi, semakin bringas ekplorasi, semakin membabi buta eksplorasi, maka semakin cepat si penambang mendapatkan untung, semakin cepat pula bahan tambang habis dan semakin cepat meninggalkan lubang pada bumi untuk mencari sumber tambang lain. Bukannya tidak bisa ditutup, lubang-lubang tersebut sulit untuk ditutup dan hampir tak mungkin untuk ditutup seperti dulu lagi. Jika tak dilakukan perawatan akan menimbukan bencana bagi manusia. Dan tidak mungkin bagi penambang lain untuk menambang ditempat itu, karena tak akan menemukan mineral yang mereka cari.

sumber gambar: lets-learn-about-islam.blogspot.com
Ya! Seperti itulah hati manusia... Bayangkan saja Hati kita seperti bumi yang memiliki banyak sumber mineral. Tapi tak seperti bumi yang terdapat mineral yang dapat kita lihat, tapi dalam hati terdapat mineral yang tak dapat kita lihat yaitu perhatian, kasih, sayang, dan cinta. (e buset dah!!! calon insinyur ngomongin soal cinta, gak mbois blas!!! tapi ini kan sebuah tulisan, sekedar intermezzo).

Mari kita lupakan intermezzo soal insinyur tadi dan kembali ke pembahasan kita. Ada banyak jenis kasih, sayang, dan cinta manusia. Untuk teman, untuk sahabat, untuk orang tua, untuk adik-kakak, untuk keluarga, untuk kekasih dan banyak lagi. Dan jelas sekali eksplorasi cinta untuk teman, sahabat, orangtua, dan keluarga sangat berbeda dengan eksplorasi cinta untuk kekasih. Lho kenapa begitu??? jawabannya simpel sih, "masa iya kamu mau nikahin teman atau keluargamu sendiri?" hahahahahah.

Hampir sama tapi tak serupa sebenarnya dengan pertambangan di bumi. Pertambangan di hati manusia pun ada batasnya tapi tak seperti bumi yang memiliki luas yang terbatas, hati manusia tak memiliki batasan luas. Subhanallah... Maha Suci Allah... Jadi sebanyak apapun tambang tergali, tak akan mengurangi hati kita.

Lah tambang dan hati manusia hubungannya apa??
Seperti yang sudah aku tulis diatas, bahwa hati manusia adalah tambang. Orang-orang disekitar kita menambang pada hati kita untuk mendapatkan perhatian, kasih, sayang, dan cinta dari kita dan tentu saja setiap orang mendapatkan kadar yang berbeda. Dan sebaliknya kita juga menambang ke hati orang-orang di sekitar kita agar mendapat perhatian, kasih, sayang, dan cinta dari mereka. Sekedar mengingatkan, seperti yang sudah ku tulis, pertambangan itu punya batasan-batasan jumlah pendapatan. Saat habis akan menimbulkan lubang-lubang yang sulit untuk ditutup lagi dan tak mungkin ada orang yang bisa menempati bekas tambang itu. Tak kan pernah bisa, karena disana tak akan ditemukan lagi sumber mineral, hanya puing-puing tanda dulu pernah ada orang yang telah mengeksplorasi. Ya begitulah hati manusia. Saat tak lagi dapat perhatian, kasih, sayang, dan cinta, mereka akan pergi meninggalkan lubang untuk mencari tambang di hati lain. Dalam atau tidaknya lubang itu tergantung bagaimana cara si penambang mengeksplorasi tambang tersebut. Dan.... Semakin cepat eksplorasi, semakin agresif ekspolrasi, semakin bringas ekplorasi, semakin membabi buta eksplorasi, maka semakin cepat si penambang mendapatkan yang dicarinya, semakin cepat pula bahan tambang habis dan semakin cepat meninggalkan lubang pada hati lain dan mencari sumber tambang di hati yang lainnya.

Kesimpulan yang kudapat dari tulisan ku ini adalah saat kita sedang berhubungan atau memiliki ikatan kasih, sayang, dan cinta jangan di eksplorasi terlalu agresif dan membabi buta, karna pasti akan cepat berahir... dan akan menimbulkan luka bagi orang lain dan mungkin diri kita sendiri. 'Bercinta' sewajarnya gak usah terlalu agresif, terlalu menuntut atau terlalu heboh. :)

Barrakallahu minna wa minkum.

6 komentar untuk "Hati Manusia Serpeti Ladang Tambang"

  1. Sama ya kayak ungkapan: Cinta itu seperi "Kopi". Paling enak di nikmatin pas lagi anget-angetnya, tapi resikonya cepet habis. Biar ga cepet habis, di nikmatinnya pelan-pelan.. tapi resikonya bakalan jadi dingin. :D

    BalasHapus
  2. aku suka banget perumpamaannya biar kita ga terlalu rakus, ga terlalu cepet ngeksplorasi cinta hehe.. keren2 bahasan blogmu ^^
    Oya, follow blogku ya, ada review buku kroyokan tentang koas ni, kalo suka beli ya hehe, sankyuu ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya jangan rakus-rakus, ntar hati yang dieksploitasi jadi hancur.

      Hapus
  3. Berarti kalo PHP itu semacam kita ngegali lubang tambang udah dalem, taunya mineral sama batu-batuan berharga di dalemnya udah habis, gitu ya? :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bisa dibilang begitu sih, tapi bisa juga gini PHP itu udah menggali lubang dalam-dalam taunya ditinggalin gitu aja, padahal lubangnya sudah sulit ditutup.

      Hapus